Jambi  (ANTARA Jambi) - Omzet pedagang batu akik di sejumlah  lokasi di Kota Jambi turun drastis menyusul menurunnya daya beli masyarakat dalam beberapa bulan terakhir. 

"Dalam beberapa bulan terakhir ini penjualan kita turun drastis, mungkin karena faktor ekonomi yang lesu menyusul anjloknya harga kelapa sawit dan karet di Jambi," kata Ismail, pedagang batu akik di kawasan Pall V Kota Jambi, Kamis.
 
Menurut dia, turun drastisnya omzet batu akik itu setelah usai Lebaran Idul Fitri 1436 Hijriah. "Boming" batu akik itu tidak lagi terdengar setelah selesainya pameran dan kontes batu akik di Kota Jambi, beberapa waktu lalu.

Ismail menjelaskan, bukan hanya batu, tapi jasa pengasahan batu akik juga lesu sejak beberapa bulan ini. 

"Biasanya, saya mendapat order asah  rata-rata 5 sampai 10 batu akik per hari, tapi kini hanya satu, kadang juga tidak ada sama sekali," katanya.

Berbagai  batu akik yang dijual pedagang di Kota Jambi itu antara lain jenis batu sungkai, sarang tawon dan teratai (batu Jambi), selain juga lumut, solar dan giok yang didatangkan dari Aceh dan Sumbar. 

Pantauan di kawasan kuburan Cina Kuta Baro, biasanya pedagang batu akik ramai terutama pada sore dan malam hari. Namun kini hanya terlihat beberapa pedagang, dan pengunjung juga sepi.

Sebelumnya, kawasan tersebut dipenuhi pedagang yang menjajakan berbagai jenis batu akik  di trotoar ruas jalan itu, namun dalam beberapa bulan terakhir jumlah pedagangnya terus berkurang.       

Bahkan, sebagian warga yang sebelumnya pedagang batu akik kini sudah beralih menjual masker. "Saya dulu memang menjual batu akik, namun sekarang beralih ke masker. Apalagi, daya beli batu akik terus berkurang selama ini," kata seorang pedagang di kawasan kuburan Cina. 


Pewarta: Azhari

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015