Jambi (ANTARA Jambi) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi, mengimbau petani keramba agar menunda penaburan benih ikan guna menghindari kerugian akibat menyusutnya debit air sungai pada musim kemarau ini.

"Untuk sementara tunda dulu penaburan benih baru dikarenakan air sungai menyusut. Itu untuk menghindari kerugian yang lebih besar di pihak petani," kata pejabat DKP Provinsi Jambi Temawisman di Jambi, Senin.

Guna menghindari kerugian yang lebih besar, Kabid Perikanan Budidaya pada DKP Provinsi Jambi itu juga mengimbau petani untuk memanen lebih cepat, sehingga tidak ada lagi ikan yang mati akibat berkurangnya air sungai.

Dipihak lain, ia juga mengakui bahwa harga pakan ikan selama ini mengalami kenaikan. Kenaikan harga itu, menurutnya karena bahan baku untuk pakan ikan selama ini masih diimpor.

"Kenaikan harga pakan ikan itu karena bahan bakunya seperti kacang kedelai dan tepung ikan masih impor," katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah petani budidaya ikan keramba apung di Jambi, menyatakan mereka terus merugi akibat musim kemarau yang menyebabkan pendangkalan air sungai sehingga ikan sulit berkembang dan produksi menurun.

Tarmizi, petani keramba di Danau Sipin  Kota Jambi mengatakan, debit air danau yang dangkal menyebabkan ikan sulit berkembang dan banyak yang mati akibat kekurangan oksigen.

"Karena air surut ikan jadi lambat berkembang dan besar, biasanya kurun waktu tiga bulan sudah bisa dipanen, tapi sekarang lebih dari tiga bulan, bisa sampai lima bulanan," kata Tarmizi.

Dijelaskan Tarmizi, sejak tiga bulan terakhir, ikan-ikan yang berada di keramba  khususnya jenis nila banyak yang mati. Dari biasanya ia dapat memanen ikan hingga 120 kilogram lebih, namun asaat ini hasil panennya tidak mencapai 100 kilogram.

"Semenjak kemarau ini ada saja ikan yang mati setiap hari, jadi hasil panen kami terus menurun," katanya menjelaskan.

Selain banyaknya ikan yang mati dan hasil panen yang menurun, Tarmizi juga mengeluhkan mahalnya harga pakan ikan dan turunnya harga jual ikan di pasaran hingga Rp3.000 perkilonya.

"Biasanya kami bisa menjual ikan dengan harva Rp24-25 ribu per kilogram, namun saat ini hanya Rp21-22 ribu per kilogram. Kami berharap pemerintah Kota Jambi bisa membantu petani akibat dari musim kekeringan ini," ujarnya.

Petani ikan di Buluran Kota Jambi, Sulaiman juga mengatakan bahwa produksi ikan miliknya terus menurun sejak musim kemarau tahun ini. Bahkan ia juga mengeluhkan lambannya ikan berkembang dan membesar akibat buruknya kualitas air sungai.

"Ini terjadi bukan di keramba  saya saja, tapi petani ikan yang lain disini juga merasakan kondisi yang sama," kata Sulaiman.

Petani yang membudidaya ikan nila, lele, dan gurami ini berharap musim kemarau cepat berlalu dan hujan bisa turun kembali untuk penyegaran air yang ada di kerambah miliknya. (Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015