Jambi (ANTARA Jambi) - Jam pelajaran siswa di sekolah Kota Jambi, Provinsi Jambi dikurangi sebagai upaya pemerintah mengantisipasi akibat dampak dari kabut asap yang masih menyelimuti daerah itu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Syaiful Huda di Jambi, Selasa, mengatakan pengurangan jam pelajaran tersebut dilakukan agar kurikulum dan mata pelajaran di sekolah tidak tertinggal jauh.
"Semua jenjang sekolah tetap masuk seperti biasa, hanya saja jam pelajarannya dikurangi dan pulangnya dipercepat serta guru tetap memberikan pekerjaan rumah," katanya.
Saiful mengatakan, karena kondisi kabut yang sifatnya fluktuatif itu, pihak sekolah harus mengambil langkah cepat. Salah satunya jika kabut asap tampak tebal maka pihak sekolah boleh memulangkan siswanya lebih cepat.
"Pihak sekolah tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, namun jika kabut asap terlihat pekat melalui kasat mata, kepala sekolah bisa memulangkan lebih cepat," katanya.
Selama kabut asap berlangsung, sekitar 24 hari aktivitas belajar mengajar di sekolah itu diliburkan. Untuk mengejar ketertinggalan itu Dinas Pendidikan mempunyai dua opsi, di antaranya dengan menambah jam pelajaran dan meniadakan libur semester.
"Untuk mengejar ketertinggalan itu saat ini kami tengah mengkaji opsi yang mana nanti akan digunakan itu tergantung dari kesepakatan dengan kepala sekolah," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Jambi Sy Fasha mengatakan untuk mengejar kurikulum dan mata pelajaran yang tertinggal itu, semua ada solusinya dan dalam waktu dekat pihaknya juga berupaya menemui Menteri Pendidikan untuk meminta pertimbangan soal meliburkan sekolah dan mengurangi jam pelajaran di musim kabut asap.
"Tertinggalnya jam belajar masih bisa dicarikan solusinya tapi kesehatan anak-anak harus lebih diutamakan dan mengganti jam belajar lebih mudah dari pada mengobati anak-anak yang sakit, karena kita harus menyiapkan generasi yang cerdas, pintar dan sehat, bukan pintar tapi sakit," kata Fasha.
Wali Kota menambahkan meskipun saat ini siswa tetap masuk sekolah di musim kabut asap, pihaknya tetap mengimbau agar siswa menggunakan masker. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015
Kepala Dinas Pendidikan Kota Jambi Syaiful Huda di Jambi, Selasa, mengatakan pengurangan jam pelajaran tersebut dilakukan agar kurikulum dan mata pelajaran di sekolah tidak tertinggal jauh.
"Semua jenjang sekolah tetap masuk seperti biasa, hanya saja jam pelajarannya dikurangi dan pulangnya dipercepat serta guru tetap memberikan pekerjaan rumah," katanya.
Saiful mengatakan, karena kondisi kabut yang sifatnya fluktuatif itu, pihak sekolah harus mengambil langkah cepat. Salah satunya jika kabut asap tampak tebal maka pihak sekolah boleh memulangkan siswanya lebih cepat.
"Pihak sekolah tetap berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, namun jika kabut asap terlihat pekat melalui kasat mata, kepala sekolah bisa memulangkan lebih cepat," katanya.
Selama kabut asap berlangsung, sekitar 24 hari aktivitas belajar mengajar di sekolah itu diliburkan. Untuk mengejar ketertinggalan itu Dinas Pendidikan mempunyai dua opsi, di antaranya dengan menambah jam pelajaran dan meniadakan libur semester.
"Untuk mengejar ketertinggalan itu saat ini kami tengah mengkaji opsi yang mana nanti akan digunakan itu tergantung dari kesepakatan dengan kepala sekolah," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Jambi Sy Fasha mengatakan untuk mengejar kurikulum dan mata pelajaran yang tertinggal itu, semua ada solusinya dan dalam waktu dekat pihaknya juga berupaya menemui Menteri Pendidikan untuk meminta pertimbangan soal meliburkan sekolah dan mengurangi jam pelajaran di musim kabut asap.
"Tertinggalnya jam belajar masih bisa dicarikan solusinya tapi kesehatan anak-anak harus lebih diutamakan dan mengganti jam belajar lebih mudah dari pada mengobati anak-anak yang sakit, karena kita harus menyiapkan generasi yang cerdas, pintar dan sehat, bukan pintar tapi sakit," kata Fasha.
Wali Kota menambahkan meskipun saat ini siswa tetap masuk sekolah di musim kabut asap, pihaknya tetap mengimbau agar siswa menggunakan masker. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2015