Jakarta (ANTARA Jambi) - Kementerian Pariwisata mempromosikan pesona wisata Tanah Air bertajuk "Wonderful Indonesia" melalui bursa dunia di Cannes, Prancis, pada 15-18 Maret 2015.
"Wonderful Indonesia juga tampil di arena investasi bisnis itu. Hasilnya lumayan banyak yang minat," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Sabtu.
Cannes tak hanya dikenal sebagai tempat ajang tahunan festival film terbesar dunia, tetapi juga menjadi tempat promosi investasi di bidang properti dan pariwisata melalui The Worlds Property Market (MIPIM) pada 15-18 Maret 2016, di Palais des Festival Cannes.
MIPIM 2016 dihadiri lebih dari 21.400 peserta perorangan, 3.600 CEOs dan chairman, 2.450 perusahaan pameran, 4.800 investor, 380 jurnalis, dan 370 pemimpin politik.
MIPIM menyatukan berbagai pemangku kepentingan yang berpengaruh pada semua sektor properti internasional seperti perhotelan, perumahan, ritel, kesehatan, olahraga, logistik, dan industri.
Arief mengatakan branding "Wonderful Indonesia" atau Pesona Indonesia yang dilakukan Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan konsultan asing, Ogilvy, membuat country branding Indonesia naik 10 persen, pariwisata naik 11 persen, dan investasi ke Indonesia naik dua persen.
"Makin tinggi branding, makin diminati," kata Arief.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2015 tercapai 10,4 juta orang, naik 10,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 9,4 juta orang.
Capaian Indonesia itu cukup besar dibandingkan dengan Malaysia yang melorot 15,7 persen, Singapura naik 0,9 persen, ASEAN naik 5,1 persen, atau turis ke berbagai destinasi pariwisata dunia naik 4,4 persen.
"Pertumbuhan Indonesia sangat bagus jika dibandingkan dengan rata-rata global dan beberapa negara terdekat," kata Arief Yahya.
Capaian angka itu, katanya, sebenarnya masih jauh dari harapan karena banyak musibah alam dan isu sosial politik, seperti teroris yang membuat target internal 12 juta wisatawan belum tersentuh.
Namun, angka itu menunjukkan bahwa peluang di bisnis pariwisata semakin menjanjikan.
"Saya mengundang semua investor untuk berbondong-bondong berbisnis di sektor pariwisata Indonesia," kata dia.
Dalam temu bisnis di Cannes ada beberapa investor ingin masuk ke KEK Mandalika Lombok, seperti Prof. Dr. Niclas Adler, Executive Chairman Ecoregions International Singapore berminat melakukan penanaman modal 150 juta dolar AS berupa pengembangan rumah sakit berskala internasional, hotel, dan sarana rekreasi lainnya yang bertema "ecotourism".
Mohamed Hedi Mejai, Direktur Investasi Islamic Development Bank (IDB) berkomitmen membantu pendanaan pengembangan infrastruktur KEK Mandalika 100 juta dolar AS dan dia akan berkunjung ke Mandalika pada Juli 2016.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Wonderful Indonesia juga tampil di arena investasi bisnis itu. Hasilnya lumayan banyak yang minat," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Sabtu.
Cannes tak hanya dikenal sebagai tempat ajang tahunan festival film terbesar dunia, tetapi juga menjadi tempat promosi investasi di bidang properti dan pariwisata melalui The Worlds Property Market (MIPIM) pada 15-18 Maret 2016, di Palais des Festival Cannes.
MIPIM 2016 dihadiri lebih dari 21.400 peserta perorangan, 3.600 CEOs dan chairman, 2.450 perusahaan pameran, 4.800 investor, 380 jurnalis, dan 370 pemimpin politik.
MIPIM menyatukan berbagai pemangku kepentingan yang berpengaruh pada semua sektor properti internasional seperti perhotelan, perumahan, ritel, kesehatan, olahraga, logistik, dan industri.
Arief mengatakan branding "Wonderful Indonesia" atau Pesona Indonesia yang dilakukan Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan konsultan asing, Ogilvy, membuat country branding Indonesia naik 10 persen, pariwisata naik 11 persen, dan investasi ke Indonesia naik dua persen.
"Makin tinggi branding, makin diminati," kata Arief.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada 2015 tercapai 10,4 juta orang, naik 10,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya 9,4 juta orang.
Capaian Indonesia itu cukup besar dibandingkan dengan Malaysia yang melorot 15,7 persen, Singapura naik 0,9 persen, ASEAN naik 5,1 persen, atau turis ke berbagai destinasi pariwisata dunia naik 4,4 persen.
"Pertumbuhan Indonesia sangat bagus jika dibandingkan dengan rata-rata global dan beberapa negara terdekat," kata Arief Yahya.
Capaian angka itu, katanya, sebenarnya masih jauh dari harapan karena banyak musibah alam dan isu sosial politik, seperti teroris yang membuat target internal 12 juta wisatawan belum tersentuh.
Namun, angka itu menunjukkan bahwa peluang di bisnis pariwisata semakin menjanjikan.
"Saya mengundang semua investor untuk berbondong-bondong berbisnis di sektor pariwisata Indonesia," kata dia.
Dalam temu bisnis di Cannes ada beberapa investor ingin masuk ke KEK Mandalika Lombok, seperti Prof. Dr. Niclas Adler, Executive Chairman Ecoregions International Singapore berminat melakukan penanaman modal 150 juta dolar AS berupa pengembangan rumah sakit berskala internasional, hotel, dan sarana rekreasi lainnya yang bertema "ecotourism".
Mohamed Hedi Mejai, Direktur Investasi Islamic Development Bank (IDB) berkomitmen membantu pendanaan pengembangan infrastruktur KEK Mandalika 100 juta dolar AS dan dia akan berkunjung ke Mandalika pada Juli 2016.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016