Jambi (ANTARA Jambi) - Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi menyatakan berdasarkan hasil penelitian selama tahun 2015 terdapat 25 parameter yang telah mencemari Sungai Batanghari.
"Hasil rat-rata yang kami lakukan selama lima kali penelitian yakni kondisi kualitas air Sungai Batanghari pada posisi tercemar dari 25 parameter. Salah satunya E-coli karena aktivitas masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan," kata Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi Ardi, di Jambi, Rabu.
Dia menyatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan pada 16 titik pemantauan di wilayah hulu, tengah, dan hilir Sungai Batanghari itu tidak ditemukan tercemar logam berat hanya saja rata-rata masih didominasi tercemar E-coli.
"Belum kami temukan tercemar logam berat, karena untuk menemukan apakah tercemar logam berat ini sulit, dan kalau pun ada itu pun masih di bawah baku mutu," kata dia pula.
Dia menyebutkan, 25 parameter yang mencemari sungai terpanjang di Sumatera itu, yakni parameter E-coli, DHL, TDS, TSS, PH, BOD, COD, DO, P04-P, SO4, NH3-N, NO3, NO2, CI, F, FE, MN, PB M/L, HG, Fenol, suhu, kekeruhan, dan warna.
"Kami melakukan dengan metode Storet, dan hasilnya ada 25 parameter yang mencemari Sungai Batanghari, tapi itu rata-rata masih di bawah batas baku mutu yang ditetapkan," ujarnya lagi.
Pencemaran berdasarkan 25 parameter tersebut, air Sungai Batanghari masih dapat digunakan sebagai bahan baku untuk PDAM, namun sebelum didistribusikan harus melalui pengolahan dan penjernihan lebih dulu.
"Bisa dikonsumsi untuk air minum, tapi harus ada pengolahan, kalau tidak diolah dulu berdasarkan kajian kesehatan, air itu akan menyebabkan diare," katanya pula.
Terkait aktivitas penambangan emas tanpa izin (peti) di wilayah hulu Provinsi Jambi, Ardi mengatakan bahwa aktivitas peti tersebut berada pada anak-anak Sungai Batanghari, sehingga tidak terdampak pada sungai utama Batanghari.
Hanya saja sungai terdampak oleh tambang pasir galian C, namun belum dapat disimpulkan jika Sungai Batanghari tercemar logam berat.
"Untuk meneliti ada atau tidak cemaran logam berat, harus melakukan penelitian pada sedimen atau dasar sungai," katanya menambahkan pula. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
"Hasil rat-rata yang kami lakukan selama lima kali penelitian yakni kondisi kualitas air Sungai Batanghari pada posisi tercemar dari 25 parameter. Salah satunya E-coli karena aktivitas masyarakat yang masih memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan," kata Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Jambi Ardi, di Jambi, Rabu.
Dia menyatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan pada 16 titik pemantauan di wilayah hulu, tengah, dan hilir Sungai Batanghari itu tidak ditemukan tercemar logam berat hanya saja rata-rata masih didominasi tercemar E-coli.
"Belum kami temukan tercemar logam berat, karena untuk menemukan apakah tercemar logam berat ini sulit, dan kalau pun ada itu pun masih di bawah baku mutu," kata dia pula.
Dia menyebutkan, 25 parameter yang mencemari sungai terpanjang di Sumatera itu, yakni parameter E-coli, DHL, TDS, TSS, PH, BOD, COD, DO, P04-P, SO4, NH3-N, NO3, NO2, CI, F, FE, MN, PB M/L, HG, Fenol, suhu, kekeruhan, dan warna.
"Kami melakukan dengan metode Storet, dan hasilnya ada 25 parameter yang mencemari Sungai Batanghari, tapi itu rata-rata masih di bawah batas baku mutu yang ditetapkan," ujarnya lagi.
Pencemaran berdasarkan 25 parameter tersebut, air Sungai Batanghari masih dapat digunakan sebagai bahan baku untuk PDAM, namun sebelum didistribusikan harus melalui pengolahan dan penjernihan lebih dulu.
"Bisa dikonsumsi untuk air minum, tapi harus ada pengolahan, kalau tidak diolah dulu berdasarkan kajian kesehatan, air itu akan menyebabkan diare," katanya pula.
Terkait aktivitas penambangan emas tanpa izin (peti) di wilayah hulu Provinsi Jambi, Ardi mengatakan bahwa aktivitas peti tersebut berada pada anak-anak Sungai Batanghari, sehingga tidak terdampak pada sungai utama Batanghari.
Hanya saja sungai terdampak oleh tambang pasir galian C, namun belum dapat disimpulkan jika Sungai Batanghari tercemar logam berat.
"Untuk meneliti ada atau tidak cemaran logam berat, harus melakukan penelitian pada sedimen atau dasar sungai," katanya menambahkan pula. (Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016