Jambi (ANTARA Jambi) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi mencatat produksi jagung Jambi naik sebesar 8.107 ton pipilan kering (18,59 persen) dibandingkan produksi sebelumnya.

Kenaikan produksi disebabkan karena peningkatan luas panen seluas 551 hektare atau 6,94 persen dan peningkatan produktivitas jagung 5,98 kuintal/hektare (10,89 persen), kata Kepala BPS Jambi Dadang Hardiwan di Jambi, Kamis.

BPS juga mencatat produksi jagung Provinsi Jambi pada tahun 2015 sebesar 51.724 ton pipilan kering. Dibandingkan produksi 2014, terjadi kenaikan sebesar 8.107 ton atau sebesar 18,59 persen.

Kenaikan produksi jagung terjadi karena peningkatan luas panen seluas 551 hektare atau sebesar 6,94 persen dan peningkatan produktivitas jagung sebesar 5,98 kuintal/hektare (10,89 persen).

Produksi jagung pada tahun 2015 sebesar 51.724 ton memberikan kontribusi terhadap produksi jagung nasional sebesar 0,26 persen, atau lebih besar dibandingkan tahun 2014 yang menyumbang 0,23 persen.

Kontribusi Pulau Sumatra terhadap produksi jagung nasional pada tahun 2015 sebesar 21,70 persen, sementara lebih dari 50 persen jagung masih dihasilkan oleh Pulau Jawa.

Pola panen jagung berbeda dengan pola panen padi. Luas panen jagung tertinggi biasanya terjadi pada Subround III atau periode Sepember hingga Desember, sedangkan luas panen padi tertinggi terjadi pada Subround I (Januari sampai dengan April).

Pada pola panen jagung tahun 2013 s.d. 2015 cenderung mempunyai pola panen hampir sama. Pola panen tertinggi pada 3 tahun terakhir terjadi pada Subround III (Sepember s.d. Desember), disusul Subround II (Mei s.d. Agustus) dan paling kecil pada Subround I (Januari s.d. April).

Pola panen tersebut cenderung dipengaruhi peningkatan luas tanam jagung dengan adanya peningkatan luas tanam berakibat pada penaikan luas panen dari subround ke subround.

Pola panen tahun lalu terlihat dari luas panen Subround III tetap tinggi hal ini akibat peningkatan luas tanam pada Subround II secara signifikan, yakni luas tanam akhir pada bulan Agustus seluas 4.551 hektare.

Menyinggung seberapa jauh pengaruh cuaca kemarau panjang pada waktu itu, dia mengungkapkan bahwa luas panen berkurang dengan adanya luas puso/rusak 443 hektare dan luas panen muda sebesar 888 hektare selama 2015.

Dengan kata lain, kata Dadang, luasan tanam lebih banyak daripada penurunan luas panen akibat pengaruh cuaca kemarau sehingga luas panen tetap meningkat. (Ant)

Pewarta: Nanang Mairiadi

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016