Jambi (ANTARA Jambi) - Bencana banjir bandang kembali menghantam Kecamatan Tabir Barat, Kabupaten Merangin, Jambi, Selasa dini hari dan mengakibatkan puluhan rumah rusak berat serta hanyut terseret arus.
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto mengatakan, banjir bandang terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak dua hari terakhir di wilayah kabupaten itu.
"Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai Batang Tabir dan anak sungai di sekitarnya meluap sejak Senin (25/4) sekitar pukul 21.30 WIB dan puncaknya banjir bandang Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB," kata Dalmanto.
Mayoritas pemukiman warga di Kecamatan Tabir Barat berada di pinggir sungai, ada sekitar 14 desa di wilayah itu yang dilalui banjir bandang. Namun desa terparah yakni Desa Ngaol.
Dalmanto belum bisa memastikan dampak banjir bandang tersebut. Namun berdasarkan data sementara katanya, satu rumah warga hanyut, satu rumah rusak berat, dan dua unit mobil serta empat sepeda motor ikut terseret arus bandang.
"Yang jelas tidak ada korban jiwa. Saat ini Tim Reaksi Cepat BPBD masih melakukan evakuasi dan pendataan. Jadi belum bisa kita pastikan jumlah rumah hanyut dan rusak serta sarana umum yang rusak akibat bandang," kata Dalmanto.
Sementara itu, warga Tabir Barat Zintir, dihubungi dari Jambi mengatakan, kejadian banjir bandang kali merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Daerah itu kerap dihantam banjir bandang karena banyaknya aktivitas penambang emas liar.
"Sungai Tabir itu salah satu lokasi Penambang Emas Tanpa Izin (PETI). Banjir bandang kali ini terparah, sekarang tidak bisa masuk karena banjir juga merendam jalan utama. Puncak banjir bandang sekitar pukul 02.00 WIB dan Saya yakin banyak rumah yang hanyut, bukan hanya satu," kata Zintir.
Kejadian banjir bandang di Merangin dan beberapa kabupaten di Jambi wilayah barat kerap terjadi. Tercatat selama 2016 delapan kali wilayah barat Jambi dihantam banjir bandang yang menghanyutkan rumah serta merusak fasilitas belajar, jalan dan jembatan bahkan merusak lahan pertanian.
Kuat dugaan banjir disebabkan minimnya daerah resapan air diwilayah hulu, karena maraknya aktivitas penebangan liar serta pengrusakan lingkungan dengan adanya aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) yang beroperasi di sepanjang sungai di wilayah Jambi bagian barat. Seperti di Kabupaten Merangin, Sarolangun dan Bungo.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016
Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, Dalmanto mengatakan, banjir bandang terjadi akibat tingginya intensitas hujan sejak dua hari terakhir di wilayah kabupaten itu.
"Curah hujan yang tinggi menyebabkan sungai Batang Tabir dan anak sungai di sekitarnya meluap sejak Senin (25/4) sekitar pukul 21.30 WIB dan puncaknya banjir bandang Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB," kata Dalmanto.
Mayoritas pemukiman warga di Kecamatan Tabir Barat berada di pinggir sungai, ada sekitar 14 desa di wilayah itu yang dilalui banjir bandang. Namun desa terparah yakni Desa Ngaol.
Dalmanto belum bisa memastikan dampak banjir bandang tersebut. Namun berdasarkan data sementara katanya, satu rumah warga hanyut, satu rumah rusak berat, dan dua unit mobil serta empat sepeda motor ikut terseret arus bandang.
"Yang jelas tidak ada korban jiwa. Saat ini Tim Reaksi Cepat BPBD masih melakukan evakuasi dan pendataan. Jadi belum bisa kita pastikan jumlah rumah hanyut dan rusak serta sarana umum yang rusak akibat bandang," kata Dalmanto.
Sementara itu, warga Tabir Barat Zintir, dihubungi dari Jambi mengatakan, kejadian banjir bandang kali merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir. Daerah itu kerap dihantam banjir bandang karena banyaknya aktivitas penambang emas liar.
"Sungai Tabir itu salah satu lokasi Penambang Emas Tanpa Izin (PETI). Banjir bandang kali ini terparah, sekarang tidak bisa masuk karena banjir juga merendam jalan utama. Puncak banjir bandang sekitar pukul 02.00 WIB dan Saya yakin banyak rumah yang hanyut, bukan hanya satu," kata Zintir.
Kejadian banjir bandang di Merangin dan beberapa kabupaten di Jambi wilayah barat kerap terjadi. Tercatat selama 2016 delapan kali wilayah barat Jambi dihantam banjir bandang yang menghanyutkan rumah serta merusak fasilitas belajar, jalan dan jembatan bahkan merusak lahan pertanian.
Kuat dugaan banjir disebabkan minimnya daerah resapan air diwilayah hulu, karena maraknya aktivitas penebangan liar serta pengrusakan lingkungan dengan adanya aktivitas Penambang Emas Tanpa Izin (Peti) yang beroperasi di sepanjang sungai di wilayah Jambi bagian barat. Seperti di Kabupaten Merangin, Sarolangun dan Bungo.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016