Jambi (ANTARA Jambi) - Supriyanto, anak Suku Rimba asal Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, mengikuti seleksi penerimaan Polri 2016 dengan mendaftar di Polres Sarolangun.

"Bagi kami Orang Rimba sekolah belum terlalu banyak yang mengikuti, padahal sekolah itu penting untuk kehidupan masa depan kami. Kalau saya lulus nanti mudah-mudahan bisa menjadi contoh bagi anak-anak rimba lain," kata Supri saat mengurus kartu keluarga di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Sarolangun, Rabu.

Menurut dia, keinginan untuk menjadi polisi timbul karena ingin berbakti kepada bangsa dan negara sekaligus jika berhasil akan menjadi contoh bagi Orang Rimba lainnya agar meneruskan pendidikan.

Pemuda bertubuh tegap ini bertekad untuk mengikuti setiap tahapan seleksi dari awal hingga akhir dan berharap mendapat hasil terbaik.

Pria kelahiran Sarolangun 25 November 1995 ini bercita-cita jika lolos nanti dan ditempatkan di komunitas Orang Rimba, dia berharap bisa memberikan penyuluhan hukum bagi komunitasnya.  
    
Hal itu sangat beralasan mengingat sejauh ini masih banyak Orang Rimba yang belum paham dengan aturan-aturan hukum.

"Kalau yang memberikan penyuluhan dari suku kami sendiri, harapannya tentu bisa lebih diterima," kata Supri.

Sebagai anak Suku Orang Rimba yang disandangnya menjadikan kebanggaan tersendiri kala mengurus semua persyaratan yang diperlukan.

"Kalau saya sebut Suku Orang Rimba mereka melayani dengan baik. Alhamdulillah semuanya berjalan baik," kata putra bungsu dari empat bersaudara itu.

Orang tua Supri, Sargawi adalah pimpinan kelompok Orang Rimba yang tinggal di perkebunan sawit Kresna Duta Agroindo Group Sinar Mas.  
    
Di perkebunan itu terdapat 17 kepala keluarga Orang Rimba. Mereka bermukim tepat di batas antara kebun inti dan plasma perusahaan.

Tempat tinggal kelompok ini dahulunya merupakan tempat tinggal Orang Rimba. Sejak perusahaan dibangun dan didatangkan pekerja dari Jawa, lama kelamaan daerah ini semakin berkembang dan kini menjadi RT 18 Desa Tanjung, Kecamatan Batin VIII, Sarolangun, Jambi.

Supri selama bersekolah mengikuti jenjang pendidikan formal bergabung dengan anak-anak transmigrans yang merupakan keturunan Jawa. Dengan pergaulan ini Supri pun cukup fasih menggunakan bahasa Jawa. Bahkan nama yang digunakannya pun merupakan pemberian dari orang tua angkat bapaknya yang juga berasal dari Jawa.

Selama pendidikan, menurut Supri, sangat menyenangkan karena   diterima dengan baik di lingkungannya. Masalah yang dihadapinya adalah keterkaitan dengan pembiayaan.

Sebab sebagai Orang Rimba, pekerjaan utama orang tuanya adalah berburu. Hasil buruan kemudian dijual dan itu yang menjadi biaya sehari-hari keluarganya.

"Kalau buruan lagi banyak kami memiliki biaya untuk hidup, tetapi kalau lagi sulit ya susah juga memenuhi kebutuhan. Untungnya ketika menuntut ilmu di SMK Sarolangun, keperluan sekolah saya banyak dibantu oleh KKI Warsi, termasuk membantu proses pendaftaran dan perlengkapan syarat mendaftar polisi," katanya.

Meski animo masyarakat umum untuk menjadi aparat penegak hukum juga sangat tinggi, hal itu tidak menyurutkan niatnya dan tidak khawatir kalah bersaing.

"Yang penting kita jalani sajalah dan ikuti semua persyaratannya." ujar Supri.
(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Azhari


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016