Jambi (ANTARA jambi)  - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi mendorong masyarakat di daerah itu yang bermukim dekat kawasan gambut agar memanfaatkan lahan tersebut untuk bercocok tanam sebagai upaya menjaga eko sistim gambut.

Manager Advokasi Wilayah Tengah Walhi Jambi Dwi Nanto, mengatakan bahwa saat ini banyak lahan gambut di Provinsi Jambi beralih fungsi menjadi perkebunan terutama perkebunan sawit, baik oleh masyarakat sekitar maupun perusahaan.

"Padahal yang paling cocok ditanami beberapa jenis komoditi seperti pohon jelutung, nanas, padi, serta jagung," katanya usai dialog publik bertema model pengelolaan gambut oleh masyarakat dan penanganan kebakaran hutan dan lahan di Jambi, Selasa.
 
Untuk tanaman sawit oleh masyarakat di lahan gambut, Walhi Jambi juga mendorong agar perkebunan sawit dialih fungsikan menjadi perkebunan pinang atau coklat yang memang komoditi itu hidup di lahan gambut.
 
"Kita juga mendorong masyarakat untuk alih fungsi dari perkebunan sawit menuju ke coklat maupun pinang. Itu juga meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Dwi.

Dwi juga mengatakan Walhi Jambi sejak beberapa bulan belakangan ini sudah melakukan riset mengenai model kelola masyarakat gambut di wilayah Kumpeh, Kabupaten Muarojambi.
 
Riset tersebut dilakukan untuk menjawab atau sebagai dokumen banding terhadap stigma yang beredar bahwa wilayah gambut tidak bisa dikelola oleh masyarakat lokal.
 
"Kita memunculkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan bahwa masyarakat di wilayah gambut terutama daerah riset itu, mereka secara arif sudah mempunyai keunikan dan konsep-konsep mengelola wilayah gambut di sekitarnya," katanya.

Sementara terkait kebakaran lahan gambut, menurut Walhi perusahaan juga tidak siap untuk mengendalikan kebakaran yang terjadi di wilayah konsesi. Berbeda dengan masyarakat membakar dengan konsep kearifan lokal, dimana masyarakat dapat mengendalikan api agar tidak menyebar luas.

"Dengan konsep-konsep masyarakat, seperti membuat parit, cincang-cincang hasil tebangannya terlebih dahulu kemudian dikumpulkan lalu dibakar, maka proses membakar itu tidak menyebabkan kebakaran meluas," katanya.

Namun jika membakar tidak dengan cara yang ada atau dengan cara bakar lalu ditinggal, tentu akan berdampak pada kebakaran yang meluas.

"Kemungkinan kalau seperti itu kebakarannya akan meluas, tapi kalau konsep kearifan lokal ini dijalankan dengan baik, kita pastikan kebakarannya bisa diatasi," katanya menambahkan.(Ant)

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Dodi Saputra


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2016