Jambi, Antarajambi.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan bantuan beras sejahtera (rastra) yang sebelumnya dengan nama raskin kepada perwakilan penerima manfaat di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi, Sabtu.
Khofifah mengatakan bahwa dirinya mengusulkan penggantian nama beras untuk keluarga miskin itu menjadi beras sejahtera, supaya konotasinya lebih bagus.
Khofifah menegaskan, beras sejahtera yang diterima oleh masyarakat harus layak dikonsumsi, sebab tahun ini merupakan tahun pembenahan penyaluran beras untuk masyarakat kurang mampu.
"Pastikan beras yang diterima layak dikonsumsi. Tim koordinator gudang sampai ke penerima harus pastikan beras layak dikonsumsi. Jika sebelumnya raskin harus bayar, sekarang rastra digratiskan," kata Khofifah.
Kepala Bulog Divisi Regional Jambi, Epdal, mengatakan bahwa pada tahun 2016 penyaluran rastra di Jambi mencapai 100 persen. Yakni sebanyak 29,3 juta kilogram lebih dengan jumlah keluarga penerima sebanyak 162.779 RTSPM.
"Khusus di Kabupaten Batanghari disalurkan sebanyak 2,43 juta kilogram lebih dengan jumlah penerima sebanyak 13.541 keluarga. Kabupaten Batanghari sangat tertib dalam pengambilan beras sejahtera dan pembayarannya cash and carry, tanpa tunggakan," kata Epdal.
Sementara itu, Bupati Batanghari Syahirsah mengatakan, seluruh biaya transportasi beras sejahtera sampai ke kantor kepala desa sudah dianggarkan dari APBD Kabupaten Batanghari sehingga penerima tidak lagi dibebankan pembayaran.
Selain itu, katanya, seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Batanghari yang datanya sudah ada di Kemensos, sudah tercover oleh BPJS.
"Bahkan untuk masyarakat yang tidak mampu, jika ada yang dirawat inap di rumah sakit dibantu dan yang menunggu diberikan uang tunggu. Dan untuk yang meninggal diberikan santunan kematian Rp3 juta per orang," kata Syahirsah.
Syahirsah juga mengungkapkan, jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Batanghari sebanyak 80 ribu jiwa lebih dan telah didata 92,2 persen by name by address, dan sisanya akan didata sampai komplit untuk masuk sebagai penerima manfaat.(Ant)
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017
Khofifah mengatakan bahwa dirinya mengusulkan penggantian nama beras untuk keluarga miskin itu menjadi beras sejahtera, supaya konotasinya lebih bagus.
Khofifah menegaskan, beras sejahtera yang diterima oleh masyarakat harus layak dikonsumsi, sebab tahun ini merupakan tahun pembenahan penyaluran beras untuk masyarakat kurang mampu.
"Pastikan beras yang diterima layak dikonsumsi. Tim koordinator gudang sampai ke penerima harus pastikan beras layak dikonsumsi. Jika sebelumnya raskin harus bayar, sekarang rastra digratiskan," kata Khofifah.
Kepala Bulog Divisi Regional Jambi, Epdal, mengatakan bahwa pada tahun 2016 penyaluran rastra di Jambi mencapai 100 persen. Yakni sebanyak 29,3 juta kilogram lebih dengan jumlah keluarga penerima sebanyak 162.779 RTSPM.
"Khusus di Kabupaten Batanghari disalurkan sebanyak 2,43 juta kilogram lebih dengan jumlah penerima sebanyak 13.541 keluarga. Kabupaten Batanghari sangat tertib dalam pengambilan beras sejahtera dan pembayarannya cash and carry, tanpa tunggakan," kata Epdal.
Sementara itu, Bupati Batanghari Syahirsah mengatakan, seluruh biaya transportasi beras sejahtera sampai ke kantor kepala desa sudah dianggarkan dari APBD Kabupaten Batanghari sehingga penerima tidak lagi dibebankan pembayaran.
Selain itu, katanya, seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Batanghari yang datanya sudah ada di Kemensos, sudah tercover oleh BPJS.
"Bahkan untuk masyarakat yang tidak mampu, jika ada yang dirawat inap di rumah sakit dibantu dan yang menunggu diberikan uang tunggu. Dan untuk yang meninggal diberikan santunan kematian Rp3 juta per orang," kata Syahirsah.
Syahirsah juga mengungkapkan, jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Batanghari sebanyak 80 ribu jiwa lebih dan telah didata 92,2 persen by name by address, dan sisanya akan didata sampai komplit untuk masuk sebagai penerima manfaat.(Ant)
Editor : Dodi Saputra
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017