Jambi, Antarajambi.com - Pemerintah Kabupaten Batanghari menggalakan program kader anti kekerasan dalam rumah tangga untuk menekan angka kasus yang menimpa ibu dan anak di daerah itu. 

"Program kader anti kekerasan dalam rumah tangga tersebut kita mulai dari tingkat desa terlebih dahulu. Setiap desa terdapat sepuluh orang kader yang terdiri dari tokoh agama, tokoh adat, serta tokoh masyarakat," kata Kepala Bidang Perlindungan Ibu dan Anak Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Batanghari Najmi Ulyati di Muarabulian, Batanghari, Rabu.


Ia menjelaskan sejak Januari 2017 pemerintah mulai menggalakan program kader anti kekerasan dalam rumah tangga. 

Tigas dan fungsi utama kader-kader itu memberikan sosialisasi terhadap dampak kekerasan dalam rumah tangga, sebagai wadah penanganan kasus yang sifatnya masih dapat di mediasikan dan melakukan pendampingan penyelsesaian kasus apabila telah masuk ke ranah hukum. 

Menurut dia, saat ini kader-kader tersebut diperkuat surat keputusan  oleh Kepala Desa dan insentif yang diberikan masih di dukung melalui dana desa. Selain kader juga ada aktivis  perlindungan anak terpadu berbasis masyarakat. 

Meski kader-kader tersebut telah di galakan sejak Januari 2017, namun sampai saat ini belum semua desa telah memiliki kader kekerasan dalam rumah tangga. 
 
Selain itu sejak di galakannya kader-kader tersebut,  Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan belum menerima laporan kegiatan dari kader-kader tersebut. 

"Ya, sampai saat ini belum menerima tembusan laporan dari para kader," katanya.

Sementara itu, Pada triwulan pertama tahun 2017, Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Batanghari mencatat ada 27 kasus kekerasan yang di alami oleh ibu dan anak. Sebanyak sembilan kasus di antaranya di alami oleh anak dan 18 kasus lainnya di alami oleh ibu rumah tangga.

 "Jumlah kasus kekerasan ibu dan anak pada tahun ini memang menurun, pada tahun 2016 lalu terdapat 36 kasus dan saat ini baru terdapat 27 kasus, namun Angka pelecehan seksual yang di alami ibu dan anak masih cukup tinggi," katanya lagi. 

Pewarta: Heriyanto

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2017