Jambi, Antaranews Jambi – Pasca libur natal dan tahun baru, Pemerintah Kabupaten Batanghari masih menaruh kewaspadaan yang cukup tinggi terhadap penyebaran penyakit difteri yang saat ini tengah menjadi isu nasional.
"Sewaktu libur Natal dan tahun baru banyak warga yang bepergian ke daerah lain. Kita khawatirkan masyarakat berlibur ke daerah yang dinyatakan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari dr Elfie Yennie di Muarabulian, Senin.
Mengingat pada saat libur tahun baru dan Natal pada beberapa waktu yang lalu banyak masyarakat di daerah itu yang berlibur ke provinsi tetangga seperti Provinsi Sumatra Barat. Bahkan ada yang berlibur ke pulau Jawa. Sementara daerah-daerah tersebut dinyatakan sebagai daerah KLB difteri.
Selain itu pada saat liburan tersebut banyak warga dari berbagai macam daerah yang berlibur ke lokasi wisata yang sama.
Dr Elfie mengatakan penyebaran dan gejala virus diferi tersebut serupa dengan penyakit flu biasa, sehingga sangat sulit membedakan mana yang telah terjangkit virus difteri dan mana yang tidak terjangkit.
"Penyakit difteri tersebut hampir sama dengan penyakit flu biasa, begitu pula dengan penyebaran. Hanya saja penyakit difteri tersebut terkadang di sertai dengan radang tenggorokan," kata dr Elfie.
Selain penularan dilokasi liburan, yang cukup dikhawatirkan ialah infeksi yang di dapatkan dari daerah KLB dapat menyebar di daerah asal. Sehingga perlu dilakukan pencegahan dini agar penyakit tersebut tidak mewabah di tengah masyarakat.
Sementara itu, sampai saat ini didaerah itu terdapat dua orang warganya yang dinyatakan sebagai tersangka penyakit difteri. Pada akhir tahun 2017 yang lalu, dinas kesehatan daerah itu telah melakukan rujukan terhadap dua orang warganya yang dinyatakan sebagai tersangka difteri ke rumah sakit Raden Mataher Jambi.
"Akhir Desember tahun lalu ada dua yang kita rujuk kerumah sakit Raden Mataher, satu anak usia sepuluh tahun dan satunya wanita berusia 26 tahun," katanya.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan dan berdasarkan hasil diagnosis, anak tersebut dinyatakan negatif difteri. Sementara wanita yang berusia 26 tahun tersebut saat ini masih menunggu hasil diagnosis, namun berdasarkan pantaun yang dilakukan wanita tersebut keadaanya saat ini semakin membaik.
Dinas kesehatan daerah itu menghimbau masyarakat agar tidak merasa resah terhadap tingkat kewaspadaan yang dilakukan. Jika ada anggota keluarga yang demam dan disertai dengan pembengkakan kelenjar, harap segera diperiksakan ke dokter yang terdapat di puskesmas dan rumah sakit.
Selanjutnya masyarakat dihimbau agar dapat meningkatkan perilaku hidup sehat, seperti membiasakan diri mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Makan buah dan sayur setiap hari. Berolahraga, serta rumah terbebas dari asap rokok.
"Bagi masyarakat yang telah berlibur ke daerah yang dinyatakan daerah KLB jangan merasa khawatir yang berlebihan, namun tetap waspada. Bila ada gejala klinis yang mencurigakan segera periksakan diri ke dokter," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
"Sewaktu libur Natal dan tahun baru banyak warga yang bepergian ke daerah lain. Kita khawatirkan masyarakat berlibur ke daerah yang dinyatakan sebagai daerah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari dr Elfie Yennie di Muarabulian, Senin.
Mengingat pada saat libur tahun baru dan Natal pada beberapa waktu yang lalu banyak masyarakat di daerah itu yang berlibur ke provinsi tetangga seperti Provinsi Sumatra Barat. Bahkan ada yang berlibur ke pulau Jawa. Sementara daerah-daerah tersebut dinyatakan sebagai daerah KLB difteri.
Selain itu pada saat liburan tersebut banyak warga dari berbagai macam daerah yang berlibur ke lokasi wisata yang sama.
Dr Elfie mengatakan penyebaran dan gejala virus diferi tersebut serupa dengan penyakit flu biasa, sehingga sangat sulit membedakan mana yang telah terjangkit virus difteri dan mana yang tidak terjangkit.
"Penyakit difteri tersebut hampir sama dengan penyakit flu biasa, begitu pula dengan penyebaran. Hanya saja penyakit difteri tersebut terkadang di sertai dengan radang tenggorokan," kata dr Elfie.
Selain penularan dilokasi liburan, yang cukup dikhawatirkan ialah infeksi yang di dapatkan dari daerah KLB dapat menyebar di daerah asal. Sehingga perlu dilakukan pencegahan dini agar penyakit tersebut tidak mewabah di tengah masyarakat.
Sementara itu, sampai saat ini didaerah itu terdapat dua orang warganya yang dinyatakan sebagai tersangka penyakit difteri. Pada akhir tahun 2017 yang lalu, dinas kesehatan daerah itu telah melakukan rujukan terhadap dua orang warganya yang dinyatakan sebagai tersangka difteri ke rumah sakit Raden Mataher Jambi.
"Akhir Desember tahun lalu ada dua yang kita rujuk kerumah sakit Raden Mataher, satu anak usia sepuluh tahun dan satunya wanita berusia 26 tahun," katanya.
Namun setelah dilakukan pemeriksaan dan berdasarkan hasil diagnosis, anak tersebut dinyatakan negatif difteri. Sementara wanita yang berusia 26 tahun tersebut saat ini masih menunggu hasil diagnosis, namun berdasarkan pantaun yang dilakukan wanita tersebut keadaanya saat ini semakin membaik.
Dinas kesehatan daerah itu menghimbau masyarakat agar tidak merasa resah terhadap tingkat kewaspadaan yang dilakukan. Jika ada anggota keluarga yang demam dan disertai dengan pembengkakan kelenjar, harap segera diperiksakan ke dokter yang terdapat di puskesmas dan rumah sakit.
Selanjutnya masyarakat dihimbau agar dapat meningkatkan perilaku hidup sehat, seperti membiasakan diri mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Makan buah dan sayur setiap hari. Berolahraga, serta rumah terbebas dari asap rokok.
"Bagi masyarakat yang telah berlibur ke daerah yang dinyatakan daerah KLB jangan merasa khawatir yang berlebihan, namun tetap waspada. Bila ada gejala klinis yang mencurigakan segera periksakan diri ke dokter," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018