Bandung, (Antaranews Jambi) - Untuk mengairahkan kader Posyandu, Pemkot Bandung menggelar lomba desain timbangan balita yang nantinya akan dipatenkan sebagai produk khas daerah itu.
Kepala Bidang Sosial Budaya Ekonomi Masyarakat DP3APM, Yanti Erlinawati mengatakan, lomba ini dilaksanakan atas gagasan Kepala DP3APM yang ingin agar Kota Bandung memiliki ikon untuk timbangan balita di Posyandu. Selama ini, Posyandu menggunakan timbangan Permata Hati yang dipatenkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Dari situlah kita ingin membuat desain timbangan di Posyandu yang khas Bandung," ujar Yanti dalam siaran tertulis yang diterima wartawan, Sabtu.
Menurutnya, kompetisi desain ini melibatkan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di tiap kecamatan. Hal tersebut untuk memberdayakan Posyantek agar bisa menghasilkan inovasi teknologi tepat guna.
"Para peserta ini adalah para inovator teknologi tepat guna di bawah Posyantek. Ada 15 desain dari 12 kecamatan yang mendaftar untuk presentasi," kata dia.
Para peserta yang telah mempresentasikan desainnya akan diseleksi berdasarkan berbagai kriteria oleh para juri. Nantinya, para peserta akan disaring menjadi tiga desain terbaik yang akan dilombakan kembali pada 24 April 2018 mendatang.
Tim juri yang terdiri dari unsur Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, Inovator Terbaik Tingkat Jawa Barat, Ketua Pokja IV PKK Kota Bandung, dan Dinas Kesehatan akan kembali menilai hasil inovasi para peserta. Di hari itu, akan dipilih satu karya terbaik yang akan difasilitasi hak patennya oleh Pemerintah Kota Bandung.
"Nanti setelah dipatenkan, harapan kita ini bisa dimasukkan ke e-katalog sehingga bisa diproduksi dan digunakan oleh siapa saja," katanya.
Gagasan tersebut diapresiasi oleh Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Ahmad Nugraha. Menurutnya, produk timbangan hasil kompetisi ini akan sangat memudahkan kader dalam menimbang para balita.
"Timbangan ini harus cepat, tinggal klik, digital, anak bisa sambil tidur atau duduk yang penting anak merasa nyaman dengan itu," katanya.
Selama ini, ia melihat para kader cukup kesulitan dengan timbangan manual karena prosesnya yang cukup lama sehingga kerap menimbulkan antrian.
"Harapannya nanti ada perubahan yang signifikan setelah ada desain baru ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Kepala Bidang Sosial Budaya Ekonomi Masyarakat DP3APM, Yanti Erlinawati mengatakan, lomba ini dilaksanakan atas gagasan Kepala DP3APM yang ingin agar Kota Bandung memiliki ikon untuk timbangan balita di Posyandu. Selama ini, Posyandu menggunakan timbangan Permata Hati yang dipatenkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
"Dari situlah kita ingin membuat desain timbangan di Posyandu yang khas Bandung," ujar Yanti dalam siaran tertulis yang diterima wartawan, Sabtu.
Menurutnya, kompetisi desain ini melibatkan Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (Posyantek) di tiap kecamatan. Hal tersebut untuk memberdayakan Posyantek agar bisa menghasilkan inovasi teknologi tepat guna.
"Para peserta ini adalah para inovator teknologi tepat guna di bawah Posyantek. Ada 15 desain dari 12 kecamatan yang mendaftar untuk presentasi," kata dia.
Para peserta yang telah mempresentasikan desainnya akan diseleksi berdasarkan berbagai kriteria oleh para juri. Nantinya, para peserta akan disaring menjadi tiga desain terbaik yang akan dilombakan kembali pada 24 April 2018 mendatang.
Tim juri yang terdiri dari unsur Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jawa Barat, Inovator Terbaik Tingkat Jawa Barat, Ketua Pokja IV PKK Kota Bandung, dan Dinas Kesehatan akan kembali menilai hasil inovasi para peserta. Di hari itu, akan dipilih satu karya terbaik yang akan difasilitasi hak patennya oleh Pemerintah Kota Bandung.
"Nanti setelah dipatenkan, harapan kita ini bisa dimasukkan ke e-katalog sehingga bisa diproduksi dan digunakan oleh siapa saja," katanya.
Gagasan tersebut diapresiasi oleh Ketua Komisi D DPRD Kota Bandung, Ahmad Nugraha. Menurutnya, produk timbangan hasil kompetisi ini akan sangat memudahkan kader dalam menimbang para balita.
"Timbangan ini harus cepat, tinggal klik, digital, anak bisa sambil tidur atau duduk yang penting anak merasa nyaman dengan itu," katanya.
Selama ini, ia melihat para kader cukup kesulitan dengan timbangan manual karena prosesnya yang cukup lama sehingga kerap menimbulkan antrian.
"Harapannya nanti ada perubahan yang signifikan setelah ada desain baru ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018