Jambi (ANTARA) - Usaha pangsi inovatif "Pas Ni Tahu" dirintis mahasiswa Universitas Jambi (Unja) yang bermarkas produksi di Jalan harapan, Buluran Kenali, Telanaipura Kota Jambi..
"Di Kota Jambi ini kan ada beberapa produsen tahu, di sebagian produsen tahu itu ampasnya itu enggak dimanfaatkan, cuma di beberapa daerah ampasnya itu sering dibuat jadi tempe gambus. Terus di beberapa tempat lagi itu hanya jadi pakan ternak aja," kata Koordinator Usaha Pas Ni Tahu Risha Nur Mageafiroh.
Nah, dari situ mereka melihat bahwa ampas tahu ini masih punya nilai gizi. Mereka jadi terinspirasi memanfaatkan ampas tahu ini menjadi makanan olahan.
Olahannya itu juga disesuaikan sama apa yang disenangi masyarakat pada umumnya. Seperti pangsit, jadi pangsit bisa dikombinasi dengan makanan apa saja..
Pas Ni Tahu yang diolah dengan perpaduan ampas tahu dan tepung menjadi pangsit yang unik serta memiliki cita rasa khas yang kekinian.
Pangsit itu mereka menjual dengan harga mulai Rp10.000.
Kemudian, penjualan dan pemesanan Pas Ni Tahu ini dijual sampai ke luar Sumatera seperti , Tangerang, dan Jakarta , bahkan melalui melalui pasar online Shopee dan Tokopedia.
Sementara, untuk penjualan dan pemesanan Pas Ni Tahu di Kota Jambi ada beberapa reseller di Bangko, Merangin, dan Kerinci.
Di awal pandemi , Risha Nur Mageafiroh selaku Ketua usaha Pas Ni Tahu mengaku mengalami penurunan trip penjualan.
Tetapi, kemudian bangkit memanfaatkan situasi masyarakat yang mengurangi keluar rumah dengan menawarkan untuk mengantarkan produk Pas Ni Tahu ke rumah pembeli atau online.