New York (Antaranews Jambi) - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS terus menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya dan persediaan minyak Amerika Serikat meningkat pada pekan lalu.

Dolar AS mendapat dukungan pada Selasa (1/5), setelah data inflasi AS baru-baru ini meningkatkan spekulasi pasar untuk lebih banyak kenaikan suku bunga tahun ini.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,66 persen menjadi 92,451 pada akhir perdagangan.

Harga minyak berada di bawah tekanan karena dolar AS yang lebih kuat, membuat minyak yang dihargakan dalam dolar AS kurang menarik atau lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu, pasar juga mendapat dukungan di tengah kekhawatiran tentang kesepakatan nuklir Iran.

Pemerintahan Trump mengatakan akan menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir pada bulan depan, jika tidak dapat mencapai kesepakatan dengan mitra Eropa untuk memperketat persyaratan perjanjian.

Para analis mengatakan jika sanksi terhadap Iran, produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), diterapkan kembali, itu bisa berkontribusi terhadap pengetatan persediaan minyak global.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, kehilangan 1,32 dolar AS menjadi menetap pada 67,25 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli, berkurang 1,56 dolar AS menjadi ditutup pada 73,13 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.***

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018