Jambi (Antaranews Jambi) - Bupati Merangin Provinsi Jambi Al Haris, menyatakan 'geopark' atau taman bumi di wilayahnya akan kembali dinilai Unesco pada tahun 2019 mendatang di Perancis sebagai salah satu warisan dunia.
    
"Pada penilaian Unesco 2019 nanti 'geopark' Merangin diharapkan bisa lolos, sehingga statusnya naik dari 'geopark' Merangin menjadi 'geoparkg dunia. Sebab itu 'geopark' Merangin akan terus kita kembangkan," katanya di Jambi, Jumat.
    
Bupati menegaskan sarana penunjang dan kearifan lokal di kawasan 'geopark' juga telah disiapkan secara matang sebelum taman bumi yang diperkirakan berusia 350 juta tahun yang masuk dalam 'geopark' nasional itu dinilai kembali oleh Unesco.
    
"Saya akan terus berupaya agar 'geopark' Merangin bisa berkembang dan masuk dalam gugusan 'geopark' Dunia yang diakui Unesco," ujarnya.
    
Dijelaskan bupati, 'geopark' Merangin yang masuk dalam delapan 'geopark' di Indonesia itu merupakan salah satu fosil tertua dan juga terlengkap di dunia.
    
Bahkan bupati sudah meminta Menko Kemaritiman, Menteri Pariwisata, Kepala Bappenas dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI untuk bisa membantu percepatan 'geopark' Merangin menuju warisan Dunia. Bupati juga mengatakan pemerintah pusat saat ini sudah serius mengolah 'geopark'.
    
Seperti diketahui, kawasan 'geopark' Merangin itu terletak di Desa Air Batu dan Dusun Baru, Kecamatan Renah Pemberap, Merangin, Jambi. Di kawasan 'geopark' ada fosil membatu yang diperkirakan berumur 350 juta tahun.
    
Pemkab setempat sudah beberapa kali mengajukan 'geopark' Merangin ke Unesco sebagai warisan dunia, namun karena masih banyak yang harus dibenahi maka kawasan itu hingga saat ini belum bisa ditetapkan sebagai warisan dunia.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018