Jambi (ANTARA) - Situs Batu Silindrik Pratintuo di Desa Dusun Tuo Kecamatan Lembah Masurai Kabupaten Merangin Provinsi Jambi menjadi salah satu lokasi penilaian tim UNESCO Global Geopark (UGG) untuk Geopark Merangin.
"Situs Batu Silindrik Pratintuo merupakan peninggalan megalithik berbentuk silindrik, terbuat dari batuan metamorfik," kata Wakil Bupati Merangin H Nilwan Yahya didampingi Geologist Geopark Merangin Magdalena Ritonga MT di Bangko Kabupaten Merangin, Jumat.
Batu Silindrik Pratintuo tersebut, terletak di perbukitan dengan ketinggian 800 meter dari permukaan laut (mdpl). Situs itu dikelilingi pagar besi, berada di tengah-tengah perkebunan warga. Di sekaliling Batu Silindrik Pratintuo itu ditanami rumput, sehingga terlihat bersih dan terawat dengan baik.
Batu tersebut, berbentuk silindrik memanjang, dengan orientasi ke arah Gunung Hulu Nilo. Hal itu merujuk sebuah tradisi budaya megalithik akan penghormatan roh-roh leluhur yang bersemayam di atas gunung.
Geologist Geopark Merangin, Magdalena Ritonga MT menyebutkan dalam tradisi budaya megalithik terdapat kepercayaan, bahwa leluhur yang sudah meninggal, kehidupan berlanjut dan bersemayam di puncak-puncak gunung.
"Kabarnya relasi masyarakat yang masih hidup di dunia saat itu dengan leluhur tidak boleh putus dan terus dijaga, agar kekuatan dan perlindungan leluhur terus memberi naungan kehidupan yang ada di dunia," terang Magdalena.
Relasi ini lanjut dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi tersebut, diwujudkan dalam bentuk penghormatan leluhur melalui upacara adat dan ritual, salah satunya di "Situs Batu Silindrik Pratintuo" tersebut.
Sedangkan media penghubung dunia dan alam leluhur lanjutnya, salah satunya dengan mendirikan bangunan ataupun media pemujaan berbentuk batu-batu besar, antar lain kubur batu, menhir, dolmen, arca nenek moyang dan media batu lainnya.
Batu megalithik itu umumnya didirikan mengarah ke gunung ataupun berada di dataran tinggi, seperti peninggalan megalithik di kawasan dataran tinggi Jambi, selain terdapat menhir, dolmen, yang paling khas adanya batu silindrik .
Sementara itu masyarakat lokal Desa Dusun Tua menyebut Batu Silindrik Pratintuo, sebagai Batu Larung, ada juga yang menyebut Batu Bedil atau Batu Meriam, karena bentuknya seperti senjata meriam.
Batu Silindrik Pratintuo bentuk dan hiasannya sangat khas, terdapat motif hias antropomorfik, goresan geometris dan terdapat pahatan figur manusia yang digoreskan di permukaan batu.
Keterangan yang dihimpun motif figur manusia itu merupakan representasi leluhur yang selalu memberi perlindungan dan kesejahteraan masyarakat dan keturunannya yang masih hidup di dunia.