Jambi (Antaranews Jambi) - Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi sedang melaksanakan pameran kebudayaan tempo dulu yang memamerkan benda-benda peninggalan bersejarah yang digunakan masyarakat setempat pada era tahun 1700.
Wakil Organisasi Pecinta Sejarah Sarolangun Tempo Dulu (OPSSTD), Hermanto BS pada kegiatan pameran Sarolangun Exspo 2018, Selasa mengatakan, benda-benda bersejarah yang dipamerkan di antaranya adalah peralatan dapur, yang diproduksi sekitar tahun 1700 masehi seperti piring, teko, cetakan kue dan lainnya.
Selain itu ada juga seperti peralatan bertani yang disebut warga setempat kiding, kembut, niru. Benda bendaa itu digunakan para petani untuk mengambil hasil panen padi di ladang pada saat itu.
"Peralatan itu semuanya digunakan oleh warga yang ada di kawasan Sri Pelayang, Kampung Masjid dalam wilayah Kecamatan Sarolangun pada saat itu," kata Hermanto.
Ia mengatakan selain benda-benda yang telah terlihat lusuh dari peralatan untuk kehidupan masyarakat sehari-hari pada saat itu ada juga batu reruntuhan candi sekitar tahun 1500 masehi abad ke-16 yang berada dibawah Surau Kampung Lubuk Dusun Sarolangun. Ditemukan pula sebuah arca perunggu namun dibuang oleh masyarakat setempat ke Teluk Kampung Lubuk.
Pada pameran itu juga ada foto tentang Kabupaten Sarolangun, foto rumah kontelir/rumah untuk pejabat bupati saat ini yang dipakai pada zaman Belanda ketika berada di Sarolangun tahun 1904 dan foto foto itu didapatkan melalui situs museum belanda dan dicetak kembali.
Ia menyebut, terhadap bukti-bukti yang ditampilkan dengan adanya benda bersejarah tersebut adalah sebagai tanda pada saat itu sengitnya perjuangan para tokoh Sarolangun melawan penjajah Belanda.
Artinya kita ingin memberi motivasi kepada masyarakat, bagaimana kemudian masyarakat bisa mengetahui atau mengingat bahwa pertempuran dengan Belanda di Sarolangun pada waktu itu. Dengan perjuangan masyarakat pada waktu itu melawan penjajah dan nenek moyang kita seorang pejuang hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya benda-benda bersejarah tersebut.
Kehadiran pameran benda bersejarah itu ditunjukkan dengan antusiasnya masyarakat mengunjungi stan milik Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan setidaknya ada bukti bahwa masyarakat antusias terhadap apa yang terjadi di Sarolangun pada tempo dulu.
"Memang ini sesuai dengan target yang ingin kita capai hadir di pameran Sarolangun Expo, yaitu ingin menggali potensi sejarah, adat istiadat dan budaya Kabupaten Sarolangun dan berharap kegiatan itu bisa dijadikan agenda tetap setiap tahun," kata Hermanto.
Kedepan lembaga dan kegiatan ini bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah setempat, agar kemudian legalitas pihaknya dalam melestarikan berupa benda sejarah ini dapat terus berjalan sebagai mana mestinya dan dapat menjadi tempat wisata budaya oleh masyarakat luas, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Tentunya harapan kepada pemerintah, agar dibangun museum untuk merawat peninggalan sejarah ini, baik berupa benda maupun pengetahuan untuk dilestarikan secara terus menerus kepada setiap generasi yang ada.
"Kami juga berterima kasih kepada masyarakat karena banyak yang menghubungi kami untuk menyerahkan benda-benda bersejarah ini untuk dipamerkan. Ini hampir seluruhnya bersifat pinjam pakai, yang baru muncul dari masyarakat sekitar Kecamatan Sarolangun belum lagi disembilan kecamatan lainnya yang ada dalam wilayah Kabupaten Sarolangun," kata Hermanto.
Kemudian lembaga seperti ini memang harus mendapat perhatian, agar kedepan benda-benda bersejarah yang ada sebagai bukti bahwa perjuangan para tokoh Sarolangun pada waktu itu tidak hilang begitu saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018
Wakil Organisasi Pecinta Sejarah Sarolangun Tempo Dulu (OPSSTD), Hermanto BS pada kegiatan pameran Sarolangun Exspo 2018, Selasa mengatakan, benda-benda bersejarah yang dipamerkan di antaranya adalah peralatan dapur, yang diproduksi sekitar tahun 1700 masehi seperti piring, teko, cetakan kue dan lainnya.
Selain itu ada juga seperti peralatan bertani yang disebut warga setempat kiding, kembut, niru. Benda bendaa itu digunakan para petani untuk mengambil hasil panen padi di ladang pada saat itu.
"Peralatan itu semuanya digunakan oleh warga yang ada di kawasan Sri Pelayang, Kampung Masjid dalam wilayah Kecamatan Sarolangun pada saat itu," kata Hermanto.
Ia mengatakan selain benda-benda yang telah terlihat lusuh dari peralatan untuk kehidupan masyarakat sehari-hari pada saat itu ada juga batu reruntuhan candi sekitar tahun 1500 masehi abad ke-16 yang berada dibawah Surau Kampung Lubuk Dusun Sarolangun. Ditemukan pula sebuah arca perunggu namun dibuang oleh masyarakat setempat ke Teluk Kampung Lubuk.
Pada pameran itu juga ada foto tentang Kabupaten Sarolangun, foto rumah kontelir/rumah untuk pejabat bupati saat ini yang dipakai pada zaman Belanda ketika berada di Sarolangun tahun 1904 dan foto foto itu didapatkan melalui situs museum belanda dan dicetak kembali.
Ia menyebut, terhadap bukti-bukti yang ditampilkan dengan adanya benda bersejarah tersebut adalah sebagai tanda pada saat itu sengitnya perjuangan para tokoh Sarolangun melawan penjajah Belanda.
Artinya kita ingin memberi motivasi kepada masyarakat, bagaimana kemudian masyarakat bisa mengetahui atau mengingat bahwa pertempuran dengan Belanda di Sarolangun pada waktu itu. Dengan perjuangan masyarakat pada waktu itu melawan penjajah dan nenek moyang kita seorang pejuang hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya benda-benda bersejarah tersebut.
Kehadiran pameran benda bersejarah itu ditunjukkan dengan antusiasnya masyarakat mengunjungi stan milik Pemerintah Kabupaten Sarolangun dan setidaknya ada bukti bahwa masyarakat antusias terhadap apa yang terjadi di Sarolangun pada tempo dulu.
"Memang ini sesuai dengan target yang ingin kita capai hadir di pameran Sarolangun Expo, yaitu ingin menggali potensi sejarah, adat istiadat dan budaya Kabupaten Sarolangun dan berharap kegiatan itu bisa dijadikan agenda tetap setiap tahun," kata Hermanto.
Kedepan lembaga dan kegiatan ini bisa lebih diperhatikan oleh pemerintah setempat, agar kemudian legalitas pihaknya dalam melestarikan berupa benda sejarah ini dapat terus berjalan sebagai mana mestinya dan dapat menjadi tempat wisata budaya oleh masyarakat luas, khususnya bagi masyarakat Kabupaten Sarolangun.
Tentunya harapan kepada pemerintah, agar dibangun museum untuk merawat peninggalan sejarah ini, baik berupa benda maupun pengetahuan untuk dilestarikan secara terus menerus kepada setiap generasi yang ada.
"Kami juga berterima kasih kepada masyarakat karena banyak yang menghubungi kami untuk menyerahkan benda-benda bersejarah ini untuk dipamerkan. Ini hampir seluruhnya bersifat pinjam pakai, yang baru muncul dari masyarakat sekitar Kecamatan Sarolangun belum lagi disembilan kecamatan lainnya yang ada dalam wilayah Kabupaten Sarolangun," kata Hermanto.
Kemudian lembaga seperti ini memang harus mendapat perhatian, agar kedepan benda-benda bersejarah yang ada sebagai bukti bahwa perjuangan para tokoh Sarolangun pada waktu itu tidak hilang begitu saja.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018