Jambi (Antaranews Jambi) - Tiga orang anak warga Desa Batu Ampar Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, bernama Arifah (10),  Jefri (3),  dan Rania (3) terserang penyakit demam berdarah.

Satu dari mereka tersebut merupakan anak kepala desa setempat yaitu Arifah.

"Tiga anak ini yang pertama kali terkena adalah Rania yaitu satu minggu yang lalu sekarang masih masa pemulihan setelah keluar dari Rumah Sakit Umum Chatib Quzwain Sarolangun," kata Kepala Desa Batu Ampar, Sri Damayanti, Jum'at malam.

Selanjutnya kata Sri , berturut-turut Jefri pada hari Rabu (17/10) kemarin yang juga dibawa ke rumah sakit daerah itu dan saat ini sudah dibawa kembali kerumahnya untuk pemulihan.

"Hari ini anak saya sendiri, Arifah, yang terkena penyakit tersebut, sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Raden Mattaher Kota Jambi," katanya.

Ia mengatakan, dasar ia menyebutkan ketiga anak tersebut terserang demam berdarah yaitu berdasarkan hasil uji laboratorium dan penangan medis yang diterimanya oleh pihak rumah sakit tempat masing-masing anak itu ditangani.

"Saya mengetahui diagnosanya setelah menerima hasil uji lab dan penanganan oleh medis. Makanya berani mengatakan bahwa anak-anak kita ini terserang demam berdarah," kata Sri.

Ia menjelaskan, terhadap kejadian tersebut pihaknya atas nama perintah desa sudah mengajukan permohonan dilakukan fogging untuk mengantisipasi agar wabah  deman berdarah ini tidak terus berkembang di desa-nya.

"Karena ini kan bisa menular, agar tidak terus berkembang kita sudah minta penanganan ke pihak Dinas Kesehatan Kabupaten melalui surat oleh Puskesmas Kecamatan," katanya.

Sementara itu atas kejadian ini pihak Dinas Kesehatan Sarolangun melalui Bidang Pemberantasan Penyakit (P2P) mengakui telah menerima laporan tersebut.

"Kita sudah menerima laporan, insya Allah besok akan kita turunkan tim ke desa tersebut untuk dilakukan Fogging," kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Sarolangun, Hj Diana dihubungi Jumat malam.

Ia mengatakan, terhadap kejadian itu pihaknya setiap melakukan fogging, memang harus berdasar temuan adanya kasus demam berdarah yang dilaporkan masyarakat.

"Kita memang biasa melakukan fogging untuk memberantas demam berdarah berdasar kasus yang ditemukan, kalau tidak ada kita tidak bisa lakukan, memang berdasarkan laporan yang kita terima anak tersebut terserang deman berdarah," katanya.

Hal tersebut sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ada pada pihaknya, terhadap pemberantasan penyakit menular seperti demam berdarah.

"Karena kalau semua tempat kita lakukan fogging, itu tidak terkejar. Dan ini sudah sesuai dengan SOP yang ada," kata Diana menambahkan.***

Pewarta: Warsun Arbain

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2018