Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jambi menyatakan pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan I 2019 ditopang dengan membaiknya permintaan domestik.

Asisten Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi, Fadhil Nugroho, Kamis, mengatakan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada Triwulan I-2019 sebesar 4,73 perse (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,77 perse (yoy).

Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan I-2019 merupakan yang tertinggi dibandingkan periode yang sama sejak tahun 2016.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dibandingkan triwulan IV-2018 dipengaruhi oleh belum optimalnya kinerja lapangan usaha pertambangan. Meskipun demikian, ekonomi tetap tumbuh kuat seiring perbaikan kinerja lapangan usaha pertanian dan perdagangan.

"Peningkatan sektor pertanian sejalan dengan menguatnya permintaan domestik didukung permintaan eksternal yang tetap positif. Membaiknya permintaan domestik dipengaruhi oleh kebijakan biodiesel B20 dan pemanfaatan campuran aspal karet," kata Fadhil.

Sementara perkembangan global yang mendukung kinerja sektor pertanian antara lain adalah penurunan bea impor CPO dan produk turunannya oleh pemerintah India sejak awal tahun 2019. Di sisi lain, kinerja sektor perdagangan didorong oleh perbaikan harga komoditas karet serta peningkatan belanja dalam rangka Pemilu dan Pilpres.

Dari sisi permintaan, ekonomi ditopang oleh komponen konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT dan konsumsi pemerintah, di tengah perlambatan yang dialami oleh komponen ekspor.

Peningkatan konsumsi terutama dipengaruhi oleh perbaikan harga komoditas karet yang menjadi sumber pendapatan utama masyarakat Jambi.

Selain itu, penyesuaian gaji  PNS, kenaikan Upah Minimum Regional/Upah Minimum Provinsi, peningkatan besaran bantuan sosial Program Keluarga Harapan, serta lonjakan belanja barang/jasa dalam rangka penyelenggaraan Pemilu turut mendukung akselerasi komponen konsumsi.   

Ke depan, kata Fadhil, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada Triwulan III-2019 diperkirakan berkisar 4,66-5,06 persen (yoy). Pertumbuhan ekonomi terutama akan ditopang oleh kinerja lapangan usaha pertanian dan pertambangan.

"Pertumbuhan lapangan usaha pertanian akan didorong oleh menguatnya permintaan komoditas kelapa sawit untuk kebutuhan biofuel. Sementara kinerja lapangan usaha pertambangan terutama ditopang oleh masih kuatnya permintaan minyak dunia ditengah keterbatasan pasokan akibat pemangkasan produksi oleh negara OPEC," kata Fadhil menjelaskan.

Namun, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi global yang semakin melambat disertai ketegangan perdagangan yang kembali meningkat dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari perkiraan.

"Selain itu, RUU energi baru terbarukan oleh Komisi Uni Eropa juga berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi terutama pada sektor pertanian," katanya menambahkan.***

 

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019