Rokok merupakan faktor risiko utama kanker usus

Jumat, 14 Juni 2019 9:19 WIB

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Ari F Syam mengatakan rokok merupakan faktor risiko utama pada kanker usus.

"Bukan hanya perokok aktif tapi juga perokok pasif. Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok tapi orang terdekat dan sekitarnya merokok sehingga mereka yang terkena kanker usus besar tersebut merupakan perokok pasif," ujar Ari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan Indonesia masih surganya buat perokok karena para perokok bebas merokok dimana saja. Di beberapa kota besar di negara maju sudah sulit untuk mencari tempat buat merokok.

Faktor risiko lainnya adalah kegemukan, kurang bergerak dan peminum alkohol. Ada beberapa faktor risiko yang tidak bisa berubah adalah umur, umur di atas 50 tahun menjadi batasan umur untuk memulai skrining.

Faktor genetik berupa riwayat kanker atau polip usus pada keluarga, riwayat penyakit radang usus kronis sebelumnya, riwayat penyakit kencing manis atau diabetes mellitus merupakan faktor risiko yang juga harus diantisipasi.

Penyakit kanker usus, awalnya tanpa gejala oleh karena itu buat masyarakat yang mempunyai risiko tinggi terjadinya kanker usus besar untuk kontrol ke dokter. Akan dilakukan pemeriksaan skrining untuk mendeteksi secara dini penyakit ini.

Gejala yang timbul kalau kanker usus sudah terjadi antara lain buang air besar berdarah, pola defekasi yang berubah baik mudah diare atau sembelit secara bergantian, sakit perut berulang, berat badan turun, pucat tanpa sebab yang jelas bahkan apabila teraba benjolan di perut merupakan gejala kanker usus besar.

Pemeriksaan kolonoskopi dan dilanjutkan dengan biopsi merupakan metode utama untuk menemukan kanker usus ini, katanya.

"Kenali faktor risiko, kontrol ke dokter jika mempunyai faktor risiko, kenali gejalanya dan segera berobat ke dokter. Selalu menjaga agar tetap melakukan gaya hidup sehat," imbuh dia.

Penyakit kanker usus besar bisa dicegah dan bisa diobati. Semakin dini ditemukan, semakin baik harapan hidup lima tahun ke depan untuk pasien.

Baca juga: Bawang merah dan putih berpotensi cegah kanker kolorektal

Baca juga: Menkes kaji Bevacizumab dan Cetuximab masuk daftar tanggungan BPJS
 

Pewarta: Indriani

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019

Terkait

Sembelit bisa sebabkan kanker usus

Kamis, 22 September 2022 16:21

Cek tinja deteksi kanker

Sabtu, 11 Desember 2021 17:36

Ahli : Cegah kanker usus dengan diet serat

Sabtu, 25 April 2015 20:23

Perokok berisiko lebih besar terkena TB

Sabtu, 3 Desember 2022 17:02

Kak Seto: Indonesia darurat perokok anak

Kamis, 5 November 2020 19:20
Terpopuler