PT Sari Aditya Loka (SAL) fokus tiga bidang pembangunan yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi dalam menyalurkan CSR-nya untuk pembangunan sosial Suku Anak Dalam di Merangin dan Sarolangun.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT SAL, M Hadi Sugeng dalam konferensi pers usai menghadiri Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, di Golden Harvest Hotel, Kota Jambi, Minggu (16/6) malam.
Hadi Sugeng menjelaskan, di bidang pendidikan PT SAL telah mendirikan sekolah dan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikannya bekerja sama dengan dinas pendidikan dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dan mengalokasikan 16 guru untuk mengajar di sana dan salah satu guru berasal dari Suku Anak Dalam itu sendiri.
Ada juga asrama terpadu yang disediakan bagi anak SAD yang bersekolah di sekolah formal agar mereka lebih siap dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah formal.
Kemudian katanya ada 280 siswa Suku Anak Dalam mendapat pelayanan pendidikan, 40 di antaranya mendapat beasiswa di sekolah formal dan tiga diantaranya beasiswa full di SMK di Yogyakarta.
Di bidang kesehatan, lanjut Hadi Sugeng, PT SAL group Astra Agro Lestari itu telah membangun dua unit pusat pelayanan kesehatan dan menyediakan 1 unit mobil kesehatan yang berkeliling mendatangi satu persatu kelompok temenggung.
"Kemudian penyediaan sarana air bersih, ada juga kita buatkan Posyandu. Alhamdulillah respon saudara-saudara kita Suku Anak Dalam positif, sangat bagus," kata Hadi Sugeng.
Sementara di bidang ekonomi, PT SAL juga menyasar puluhan kelompok Temenggung Suku Anak Dalam. Diantaranya pembangunan ekonomi kreatif dengan budidaya labi-labi, ayam potong dan singkong.
Melalui Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar Prakasa Madani Institute, Hadi Sugeng menyakini forum tersebut dapat berkontribusi lebih sehingga program-program yang dilakukan PT SAL dan korporasi lainnya yang terlibat akan semakin besar dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kearifan lokal Suku Anak Dalam.
Salah satu Temenggung Suku Anak Dalam di kawasn TNBD, Afrizal mengapresiasi bantuan yang disalurkan PT SAL kepada kelompok nya. Seperti bantuan pemberdayaan ekonomi dan bantuan sembako serta pemberian fasilitas kesehatan dan pendidikan. Menurutnya hubungan mereka dengan perusahaan sangat baik bahkan ada warga Suku Anak Dalam yang bekerja di perusahaan perkebunan tersebut.
Workshop Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar Prakarsa Madani Institute itu bertujuan membangun kesepahaman tentang operasionalisasi forum kemitraan pembangunan sosial Suku Anak Dalam di provinsi Jambi.
Dimana tujuan khususnya yakni membangun aturan dasar Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Komunitas Suku Anak Dalam, membangun tata kerja para pihak yang tergabung dalam Forum Kemitraan Dalam Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam dan menyusun rencana program kerja Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
Adapun narasumber Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar 16-18 Juni itu DR. Harapan Lumbangaol, Direktur Pemberdayaan KAT Dirjend Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI, DR Harapan Lumbangaol dan Direktur Direktorat Kawasan Konservasi Dirjend KSDA dan Ekosistem Kementerian LHK-RI, Ir Dyah Murtiningsih.
Sedangkan peserta workshop berasal dari OPD Dinas Lingkup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Merangin, Pemerintah Kabupaten Sarolangun terdiri dari Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial-PPPA, Dinas Dukcapil, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan dan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi, Balai Taman Nasional Bukit Dua
Belas (TNBD).
Selanjutnya Pemerintah Kecamatan Air Hitam, Pemerintah Kecamatan Tabir Selatan, Pemerintah Kecamatan Nalo Tantan, Pemerintah Desa, Perguruan Tinggi, GAPKI, PISPI, IKA Faperta UNJA, PT Jambi Agro Wiyana, PT SAL 1, PT Kresna Duta Agroindo, PT. Wana Perintis, PT Petrochina Jabung Ltd, Tokoh SAD Temenggung, Jenang, Pangkal Waris, Ujung Waris, LSM SSS Pundi Sumatera, LSM Walestra Jambi dan LSM Prakarsa Madani Institute.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PT SAL, M Hadi Sugeng dalam konferensi pers usai menghadiri Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi, di Golden Harvest Hotel, Kota Jambi, Minggu (16/6) malam.
Hadi Sugeng menjelaskan, di bidang pendidikan PT SAL telah mendirikan sekolah dan dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikannya bekerja sama dengan dinas pendidikan dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) dan mengalokasikan 16 guru untuk mengajar di sana dan salah satu guru berasal dari Suku Anak Dalam itu sendiri.
Ada juga asrama terpadu yang disediakan bagi anak SAD yang bersekolah di sekolah formal agar mereka lebih siap dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah formal.
Kemudian katanya ada 280 siswa Suku Anak Dalam mendapat pelayanan pendidikan, 40 di antaranya mendapat beasiswa di sekolah formal dan tiga diantaranya beasiswa full di SMK di Yogyakarta.
Di bidang kesehatan, lanjut Hadi Sugeng, PT SAL group Astra Agro Lestari itu telah membangun dua unit pusat pelayanan kesehatan dan menyediakan 1 unit mobil kesehatan yang berkeliling mendatangi satu persatu kelompok temenggung.
"Kemudian penyediaan sarana air bersih, ada juga kita buatkan Posyandu. Alhamdulillah respon saudara-saudara kita Suku Anak Dalam positif, sangat bagus," kata Hadi Sugeng.
Sementara di bidang ekonomi, PT SAL juga menyasar puluhan kelompok Temenggung Suku Anak Dalam. Diantaranya pembangunan ekonomi kreatif dengan budidaya labi-labi, ayam potong dan singkong.
Melalui Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar Prakasa Madani Institute, Hadi Sugeng menyakini forum tersebut dapat berkontribusi lebih sehingga program-program yang dilakukan PT SAL dan korporasi lainnya yang terlibat akan semakin besar dan berkelanjutan dengan tetap menjaga kearifan lokal Suku Anak Dalam.
Salah satu Temenggung Suku Anak Dalam di kawasn TNBD, Afrizal mengapresiasi bantuan yang disalurkan PT SAL kepada kelompok nya. Seperti bantuan pemberdayaan ekonomi dan bantuan sembako serta pemberian fasilitas kesehatan dan pendidikan. Menurutnya hubungan mereka dengan perusahaan sangat baik bahkan ada warga Suku Anak Dalam yang bekerja di perusahaan perkebunan tersebut.
Workshop Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar Prakarsa Madani Institute itu bertujuan membangun kesepahaman tentang operasionalisasi forum kemitraan pembangunan sosial Suku Anak Dalam di provinsi Jambi.
Dimana tujuan khususnya yakni membangun aturan dasar Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Komunitas Suku Anak Dalam, membangun tata kerja para pihak yang tergabung dalam Forum Kemitraan Dalam Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam dan menyusun rencana program kerja Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.
Adapun narasumber Workshop Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam yang digelar 16-18 Juni itu DR. Harapan Lumbangaol, Direktur Pemberdayaan KAT Dirjend Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial RI, DR Harapan Lumbangaol dan Direktur Direktorat Kawasan Konservasi Dirjend KSDA dan Ekosistem Kementerian LHK-RI, Ir Dyah Murtiningsih.
Sedangkan peserta workshop berasal dari OPD Dinas Lingkup Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Merangin, Pemerintah Kabupaten Sarolangun terdiri dari Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial-PPPA, Dinas Dukcapil, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan dan Peternakan dan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi, Balai Taman Nasional Bukit Dua
Belas (TNBD).
Selanjutnya Pemerintah Kecamatan Air Hitam, Pemerintah Kecamatan Tabir Selatan, Pemerintah Kecamatan Nalo Tantan, Pemerintah Desa, Perguruan Tinggi, GAPKI, PISPI, IKA Faperta UNJA, PT Jambi Agro Wiyana, PT SAL 1, PT Kresna Duta Agroindo, PT. Wana Perintis, PT Petrochina Jabung Ltd, Tokoh SAD Temenggung, Jenang, Pangkal Waris, Ujung Waris, LSM SSS Pundi Sumatera, LSM Walestra Jambi dan LSM Prakarsa Madani Institute.***
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019