Masyarakat di Provinsi Lampung mengharapkan adanya penambahan pintu tol yang menghubungkan jalan raya dengan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS), agar para sopir truk dari pelabuhan Panjang Bandarlampung maupun gudang-gudang yang masih berada di wilayah sekitarnya tidak terlalu jauh untuk mengakses jalan tol.
"Bagusnya ada satu jalur di daerah panjang, sehingga bisa langsung terintegrasi ke pelabuhan ataupun di dekat PT Andatu pintunya," kata Ery (38) salah satu warga Lampung saat di temui di Bandarlampung, Minggu.
Ia mengatakan, selain jarak pintu masuk tol Lematang dan Kota Baru yang lumayan jauh dari gudang-gudang yang berada di Panjang dan Pelabuhan faktor lainnya yang membuat sebagian sopir truk memilih melakukan perjalanan melalui Jalinsum adalah tarif JTTS yang mahal.
Menurut Ery yang juga seorang sopir truk ekspedisi, sebenarnya untuk para pengemudi angkutan barang keberadaan jalan tol sudah cukup bagus karena dapat membantu mereka memangkas jarak tempuh ke suatu wilayah.
"Tidak bisa kita pungkiri jalan tol memang sangat membantu kami karena proses perjalanan lebih cepat, tapi memang pemerintah harus mengkaji lagi mengenai penambahan gerbang tol dan tarifnya, bukan semata-mata demi kepentingan kami juga sopir truk, tapi kan demi kepentingan bersama," kata dia.
Hal serupa dikatakan oleh Wawan (26) Warga Bandarlampung yang juga berprofesi sebagai sopir ekspedisi. Menurut dia, memang harus ada pintu tol yang memperpendek jarak dari Pelabuhan Panjang ke JTTS.
"Keseringan dari gudang saya lewat Jalinsum meski beberapa kali juga lewat jalan tol bila genting. Kita harus muter dahulu untuk masuk gerbang tol Lematang kalo Jalinsum tinggal lurus saja," kata dia.
Sementara itu pengamat transportasi Provinsi Lampung IB Ilham Malik, mengatakan, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya truk-truk besar yang melewati Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum), yakni tarif tol yang relatif mahal bagi para sopir truk itu.
Kemudian, tambah dia, rest area di JTTS untuk sopir truk masih minim, dan pola distribusi kendaraan yang memang ada tempat yang harus ditempuh melalui Jalinsum.
Menurut Ilham, pembangunan jalan tol ataupun gerbang baru agar akses mobil truk dari Pelabuhan dan Gudang - Gudang di Panjang lebih mudah masuk ke JTTS juga bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait.
"Untuk efisiensinya hal ini memang harus dipertimbangkan dan dikaji lagi oleh pemerintah, pengelola tol dan pihak pelabuhan atau mereka harus membenahi jalan-jalan masuk ke pintu tol Lematang dari Pelabuhan dan Gudang-Gudang di Panjang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019
"Bagusnya ada satu jalur di daerah panjang, sehingga bisa langsung terintegrasi ke pelabuhan ataupun di dekat PT Andatu pintunya," kata Ery (38) salah satu warga Lampung saat di temui di Bandarlampung, Minggu.
Ia mengatakan, selain jarak pintu masuk tol Lematang dan Kota Baru yang lumayan jauh dari gudang-gudang yang berada di Panjang dan Pelabuhan faktor lainnya yang membuat sebagian sopir truk memilih melakukan perjalanan melalui Jalinsum adalah tarif JTTS yang mahal.
Menurut Ery yang juga seorang sopir truk ekspedisi, sebenarnya untuk para pengemudi angkutan barang keberadaan jalan tol sudah cukup bagus karena dapat membantu mereka memangkas jarak tempuh ke suatu wilayah.
"Tidak bisa kita pungkiri jalan tol memang sangat membantu kami karena proses perjalanan lebih cepat, tapi memang pemerintah harus mengkaji lagi mengenai penambahan gerbang tol dan tarifnya, bukan semata-mata demi kepentingan kami juga sopir truk, tapi kan demi kepentingan bersama," kata dia.
Hal serupa dikatakan oleh Wawan (26) Warga Bandarlampung yang juga berprofesi sebagai sopir ekspedisi. Menurut dia, memang harus ada pintu tol yang memperpendek jarak dari Pelabuhan Panjang ke JTTS.
"Keseringan dari gudang saya lewat Jalinsum meski beberapa kali juga lewat jalan tol bila genting. Kita harus muter dahulu untuk masuk gerbang tol Lematang kalo Jalinsum tinggal lurus saja," kata dia.
Sementara itu pengamat transportasi Provinsi Lampung IB Ilham Malik, mengatakan, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan masih adanya truk-truk besar yang melewati Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum), yakni tarif tol yang relatif mahal bagi para sopir truk itu.
Kemudian, tambah dia, rest area di JTTS untuk sopir truk masih minim, dan pola distribusi kendaraan yang memang ada tempat yang harus ditempuh melalui Jalinsum.
Menurut Ilham, pembangunan jalan tol ataupun gerbang baru agar akses mobil truk dari Pelabuhan dan Gudang - Gudang di Panjang lebih mudah masuk ke JTTS juga bisa dipertimbangkan oleh pihak terkait.
"Untuk efisiensinya hal ini memang harus dipertimbangkan dan dikaji lagi oleh pemerintah, pengelola tol dan pihak pelabuhan atau mereka harus membenahi jalan-jalan masuk ke pintu tol Lematang dari Pelabuhan dan Gudang-Gudang di Panjang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019