Jakarta (ANTARA) - Kondisi pandemi COVID-19 tidak menghentikan peranan beragam BUMN karya untuk terus menorehkan capaian melalui pembangunan infrastruktur perhubungan strategis yakni ruas jalan tol.
Pembangunan jalan tol di tengah kondisi pandemi yang terus dijalankan oleh BUMN-BUMN karya pada kenyataannya memiliki makna penting dalam membuka peluang ekonomi dan strategis lainnya pascapandemi.
Pengembangan Sulut
Jalan Tol Manado-Bitung dengan ruas tol Manado-Danowudu sepanjang 26 Km telah dituntaskan oleh PT PP (Persero) Tbk.
Ruas tol ini merupakan salah satu proyek infrastruktur besar yang memberikan dampak sosial dan ekonomi sangat tinggi bagi masyarakat Indonesia dan telah sukses diselesaikan oleh PT PP.
Jalan Tol Manado-Bitung yang merupakan jalan tol pertama di Provinsi Sulawesi Utara yang berlokasi di Kabupaten Minahasa Utara, Kota Manado memiliki nilai kontrak sebesar Rp3,16 triliun untuk pekerjaan seksi II.
Pembangunan Tol Manado-Bitung sepanjang 40 km dibagi menjadi dua seksi yakni Seksi 1 Ring Road Manado-Sukur-Air Madidi sepanjang 14 Km dengan progres Seksi 1A ruas Manado-Sukur (7 Km) dan Seksi 1B ruas Sukur-Airmadidi (7 Km). Sedangkan untuk Seksi 2 Airmadidi-Bitung sepanjang 25 Km dikerjakan terbagi menjadi Seksi 2A Airmadidi–Danowudu (11,5 Km) dan Seksi 2B Danowudo-Bitung (13,5 Km) di mana pembangunannya saat ini telah mencapai 66,4 persen.
PT PP berhasil menyelesaikan Jalan Tol Manado-Bitung ruas Manado-Danowudu dengan panjang sekitar 26 kilometer, di mana gerbang tol terdekat dengan Bandara Sam Ratulangi hanya berjarak 9 kilometer sehingga dapat memotong waktu tempuh perjalanan sebelumnya melalui jalan nasional.
Pembangunan ruas tol Manado-Bitung merupakan salah satu dukungan yang signifikan bagi pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Manado-Bitung-Likupang.
Presiden Joko Widodo sendiri sangat menaruh harapan agar ruas tol pertama di Sulawesi Utara dapat segera dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan perekonomian.
Baca juga: Kementerian PUPR paparkan 9 ruas tol yang divestasi tahun ini
Terdapat banyak potensi ekonomi yang harus terus dikembangkan di Sulawesi Utara, antara lain industri perikanan, pertanian, perkebunan dan sektor pariwisata. Semuanya membutuhkan dukungan infrastruktur termasuk jalan tol.
Kehadiran jalan tol tersebut akan memberikan kemudahan akses barang dan jasa ke Pelabuhan Internasional Bitung yang merupakan salah satu dari pintu ekspor impor bagi kawasan Indonesia bagian timur.
Bahkan, jika seluruh ruas tol sepanjang 40 km tersebut rampung maka akan memangkas waktu tempuh Manado – Bitung dari waktu tempuh rata-rata 1,5 jam menjadi setengah jam.
Dan yang terpenting kehadiran jalan tol Manado-Danowudu dapat membuat kawasan pariwisata semakin mudah dijangkau, sehingga diharapkan pariwisata di Sulawesi Utara berkembang lebih baik setelah berakhirnya pandemi COVID-19.
Konstruksi Trans Sumatera
Salah satu catatan penting lainnya yang perlu menjadi perhatian terkait peran BUMN karya dalam pembangunan jalan tol pada masa pandemi yakni konstruksi tol Trans Sumatera yang tak bisa dihentikan oleh COVID-19.
Tercatat, sejumlah ruas tol baru yang telah diresmikan dalam rangka menuntaskan proyek jalan tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh.
Salah satunya ruas tol Sigli-Banda Aceh Seksi 4 Indrapuri-Blang Bintang sepanjang 14 km yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Konstruksi jalan tol Sigli-Banda Aceh yang dibangun sejak akhir 2018 dengan skema penugasan Pemerintah kepada PT Hutama Karya sebagai Badan Usaha Jalan Tol dan PT Adhi Karya sebagai kontraktor pelaksana secara keseluruhan adalah 50 persen.
Selama proses pembangunannya, Adhi Karya mempertimbangkan rute terbaik yang memberi manfaat pada jalur yang dilalui, tanpa mengorbankan lahan-lahan produktif.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melestarikan keadaan sekitar, sambil turut membuka potensi baru untuk pemerataan pembangunan dan percepatan tumbuhnya sumber ekonomi baru di sekitar jalur proyek.
Baca juga: Hutama Karya optimistis ruas Tol Pekanbaru-Bangkinang tuntas tahun ini
Adapun ruas tol Trans Sumatera lainnya yang berhasil dirampungkan pada masa COVID-19 adalah ruas tol Pekanbaru-Dumai oleh Hutama Karya, di mana ruas tol tersebut akan meningkatkan konektivitas antara kota/kawasan di Provinsi Riau dengan Kota Dumai sebagai kota pelabuhan dengan industri perminyakan dan agribisnis yang maju.
Pembangunan ruas tol ini juga memperhatikan aspek konservasi satwa dengan dibangunnya lima buah terowongan perlintasan satwa untuk pergerakan gajah dan beruang yang ada di habitatnya, terutama pada Seksi 4 ruas Kandis Utara - Duri Selatan.
Ruas tol Trans Sumatera lainnya yang telah diresmikan yakni Kayuagung-Palembang, ruas tol ini dibangun oleh PT. Waskita Sriwijaya Tol yang merupakan bagian dari grup Waskita Karya.
Jalan tol ini adalah poros terpenting dari Jalan Tol Trans Sumatera, karena perannya sebagai tulang punggung Sumatera Selatan yang menjadi ruas terakhir menghubungkan Pelabuhan Bakauheni hingga Palembang. Dengan selesainya jalan tol ini, maka akan mempersingkat waktu tempuh Bakauheni-Palembang sejauh 337 km dari 12 jam perjalanan darat menjadi hanya sekitar 3,5 jam.
Akses tol Tanjung Lesung
Salah satu ruas tol yang dinanti-nanti pada tahun 2021 ini adalah pengoperasian jalan tol Serang-Panimbang yang diharapkan sebagai akses konektivitas menuju kawasan wisata Tanjung-Lesung, Banten.
Pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang Seksi I yang digarap oleh PT Wijaya Karya Serang Panimbang, sebagai anak usaha dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, telah mencapai 84,18 persen sehingga diharapkan dapat mendukung arus mudik Lebaran 2021.
Saat ini tengah dikerjakan pembangunan pada Seksi 1 dengan progres konstruksi hingga November 2020 mencapai 84,18 persen. Secara keseluruhan Jalan Tol Serang-Panimbang ditargetkan selesai 2023.
Direktur Teknik dan Operasi PT Wijaya Karya Serang-Panimbang, Nanang Siswanto mengatakan secara prinsip proyek Tol Serang-Panimbang Seksi Serang-Rangkasbitung berjalan lancar dengan capaian konstruksi pada jalan utama hampir 100 persen.
Kehadiran Tol Serang-Panimbang juga akan juga diharapkan akan mendukung pengembangan ekonomi wilayah Banten Tengah dan Banten Selatan dengan Banten Utara yang secara geografis berdekatan dengan Jakarta.
Tol ini akan memberikan kemudahan dan efisiensi waktu perjalanan, misalnya dari Jakarta menuju Tanjung Lesung yang sebelumnya membutuhkan waktu tempuh sekitar 4 - 5 jam, nantinya hanya menjadi sekitar 2 - 3 jam dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam.
Dengan terhubungnya jalan tol yang melintasi tiga kabupaten yakni Kabupaten Serang, Lebak, dan Pandeglang ini, bukan hanya sebagai penghubung menuju kawasan pariwisata di sekitar wilayah Banten seperti KSPN Tanjung Lesung dan Taman Nasional Ujung Kulon, tapi juga akan semakin memperlancar konektivitas perekonomian masyarakat baik dari sektor industri, barang, dan jasa karena akan tersambung dengan Tol Jakarta - Merak.
Dua faktor
Keberhasilan BUMN karya dalam berperan untuk menuntaskan konstruksi jalan tol selama pandemi tidak tentunya tidak terlepas dari dua faktor penting.
Faktor pertama yakni komitmen yang tinggi untuk mewujudkan konektivitas ke kawasan-kawasan ekonomi penting seperti ditunjukkan oleh PT PP dalam menuntaskan tol Manado-Danowudu.
Komitmen yang tingginya ini juga terlihat dari bagaimana WIKA melalui anak usahanya berupaya menuntaskan konstruksi tol Serang-Panimbang, untuk mempermudah akses menuju ke destinasi wisata Tanjung Lesung.
Adapun faktor kedua adalah sinergi antar BUMN karya yang tetap terjalin erat dalam menuntaskan mega proyek infrastruktur nasional. Keberhasilan sinergi ini terlihat dari rampungnya tiga konstruksi ruas tol di Aceh, Riau, dan Palembang.
Baca juga: Hutama Karya targetkan PPJT bagi tiga ruas tol Trans Sumatera di 2021
Baca juga: Waskita Karya divestasi sembilan ruas jalan tol senilai Rp11 triliun