Gubernur Jambi Fachrori Umar mengungkapkan bahwa dirinya akan turut serta turun ke daerah (kabupaten/kota) di Provinsi Jambi dalam rangka mengendalikan inflasi di Provinsi Jambi. 

Hal itu dikatakannya usai mengikuti Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi 2019 dengan tema  Sinergi dan Inovasi Pengendalian Inflasi untuk Penguatan Ekonomi yang Inklusif, di Grand Sahid Hotel Jakarta, Kamis, yang dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla.

Dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2019 tersebut, diberikan penghargaan kepada daerah yang berprestasi dalam pengendalian inflasi. Provinsi Jambi mendapat penghargaan tiga besar sebagai Nominasi TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Wilayah Sumatera. 

TPID Terbaik Tahun 2019 Wilayah Sumatera yakni Provinsi Bengkulu, Jambi dan Bangka Belitung. Untuk Provinsi Jambi diserahkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mewakili Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Fachrori menekankan beberapa poin penting dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2019, seperti Produk Domestik Bruto (PDB), inflasi, kemiskinan, pengangguran tinggi termasuk deflasi yang dapat menyebabkan lemahnya semangat pengusaha dalam melaksanakan bisnis.

"Beberapa pembahasan yang ada akan ditindaklanjuti khususnya daerah Jambi, sudah saya koordinasikan kepada bupati/walikota, bahkan tadi sudah bicara dengan Bupati Sarolangun dan Muarojambi," katanya.

Fachrori mengatakan, inflasi menjadi perhatian utama pemerintah karena menjadi salah satu ukuran keberhasilan pembangunan dan ekonomi dimana dengan inflasi yang terlalu tinggi menunjukkan kegagalan suatu daerah. 

"Kita akan mengundang pengusaha, bupati/walikota dan masyarakat, kita bersama-sama menjaga kondisi inflasi tetap stabil, saya akan turun langsung ke daerah," tegas Fachrori. 

Sebelumnya, Wapres Jusuf Kalla menjelaskan kenaikan harga barang konsumsi tidak sepenuhnya dapat dikatakan inflasi meskipun hal tersebut menjadi salah satu indikator terjadinya inflasi. "Kalau hanya harga cabai naik bukan inflasi," kata Jusuf Kalla. 

JK menyampaikan, inflasi yang ada Indonesia dapat diibaratkan seperti tekanan darah yang tidak boleh terlalu tinggi dan tidak juga terlalu rendah. 

"Kalau inflasi 0 persen seperti di Jepang itu pengusaha tidak semangat, atau deflasi bisa membuat pengusaha bangkrut dan terjadi PHK dan ini harus dijaga agar tetap stabil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah," tegas Wapres.***

 

 

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019