Dalam rentang Januari hingga Agustus 2019, sebanyak empat belas  ribu warga Batanghari terserang Infeksi Saluran Pernapasan  (ISPA)  dampak kabut asap dati kebakaran hutan dan lahan (Kahutla).

Berdasarkan data yang dikeluarkan Dinkes Batanghari, selama delapan bulan terakhir sudah 14.433 kasus yang ditemukan. Rincianya Januari 1.696 kasus, Februari 1.933 kasus, Maret  1.999 kasus, April 1.908 kasus, Mei 1.740 kasus, Juni 1.149 kasus, Juli 1.739 kasus dan Agustus 2.269 kasus.

"Penyebab meningkatnya kasus Ispa ini tidak terlepas dari terjadinya kasus Karhutla, yang mana dampaknya sudah terjadi disemua wilayah Kabupaten Batanghari," kata Kadinkes Kabupaten Batanghari, dr Elfie Yennie MARS, saat dikonfirmasi .

Perkembangan kasus ISPA di tengah masyarakat ini terus dilakukan pemantau Dinkes Batanghari. Pemantauan dilakukan melalui setiap Puskesmas didelapan kecamatan. Bila ditemukan warga yang terserang ISPA,  maka Puskesmas wajib melaporkan ke Dinkes Batanghari.

Dengan meningkatnya kasus Ispa ditengah masyarakat Kabupaten Batanghari ini, dr Elfie Yennie, meminta masyarakat melakukan pencegahan supaya tidak terpapar langsung oleh kabut asap akibat Kahutla dengan mengurangi aktifitas diluar ruangan.

"Kalau tidak ada sesuatu yang mendesak, kami sangat mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di luar ruang. Jika hendak keluar, sebaiknya menggunakan masker, ini supaya menghindari paparan langsung yang membahayakan bagi kesehatan,” pintanya.

Selain melakukan pemantauan dan penanganan, sambungnya Elfie Yennie, pihaknya juga telah menyiapkan 5.000 lembar masker untuk dibagikan ke masyarakat. Hanya saja, masker-masker ini akan dibagikan jika memang sudah dibutuhkan di masyarakat.

Pewarta: Septa Randika

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2019