Cirebon (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan bulan September menjadi puncak musim kemarau, dengan kondisi suhu panas yang meningkatkan potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) di Indonesia.
Siti menyebutkan peristiwa karhutla saat ini tengah melanda sejumlah provinsi, misalnya seperti Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan sebagian di Kalimantan Selatan.
Menurut dia, petugas dari Kementerian LHK sekarang sedang turun ke lapangan dan berjibaku menangani karhutla di sejumlah daerah.
"Jadi tim KLHK sedang turun di lapangan, saya justru mengkhawatirkan di Jawa juga banyak kebakaran di taman nasional," katanya.
Siti mengakui setiap pekan peristiwa karhutla di sejumlah daerah selalu terjadi. Atas dasar itu Kementerian LHK mengikuti setiap perkembangannya dan melakukan monitoring sembari menangani karhutla.
Ia berkomitmen tidak membiarkan dampak karhutla meluas atau menimbulkan kerugian bagi masyarakat dan lingkungan.
"Hari ini dapat laporan, tadi malam pukul 22.00 WIB, Gunung Lawu kebakaran, sebelumnya Bromo Tengger, sebelumnya lagi di Arjuno dan lain-lain itu kita sedang ikuti juga," ujarnya.
Pada dasarnya, kata dia, peristiwa karhutla selalu terjadi saat musim kemarau. Namun pihaknya menilai kondisi saat ini juga dipengaruhi dengan adanya peningkatan suhu panas.
"Faktor panas iya, tadi catatannya 39 derajat hari ini, biasanya kalau di DKI rata-rata, 33 derajat. Di sini 36 derajat, makin ke timur sudah 39 derajat," jelasnya.
Siti memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah dan personel TNI-Polri yang sudah bekerja keras memadamkan karhutla.
"Terima kasih daerah sudah bekerja dengan baik, kalau di Jawa Perhutani juga. TNI-Polri apalagi, jadi kita terus membahu-bahu kerja kerasnya luar biasa," ucap dia.