Gubernur Jambi Fachrori Umar menandatangani kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama Pemerintah Provinsi Jambi dengan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional tentang Kerja Sama Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat di Provinsi Jambi.

Selain itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama LBM Eijkman dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi. Kegiatan tersebut digelar di hotel Ratu, Kota Jambi, Jumat. 

Hadir juga pada kesempatan tersebut Kepala LBM Eijkman Prof Amin Subandrio, Deputi Bidang Penelitian Fundamental Herawati Sudoyo dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.

Fachrori menyatakan dirinya menyambut baik dilaksanakannya kesepakatan dan kerja sama itu dengan harapan dapat berkontribusi bagi pembangunan daerah di bidang kesehatan. 

"Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu target RPJMN 2020-2024 adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan daya saing SDM, yaitu sumber daya manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil dan berkarakter. salah satunya melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan tidak meninggalkan satupun kelompok masyarakat," kata Fachrori.

Cakupan kesehatan semesta ini, dijelaskan Fachrori, bertumpu pada upaya promotif, preventif termasuk pengendalian penyakit serta pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif dengan mengutamakan pelayanan kesehatan yang berkualitas. 

"Peningkatan kualitas pembangunan di bidang kesehatan merupakan komitmen pemerintah bersama masyarakat agar semua orang memiliki akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. Salah satu pendekatan dan strategi dalam mewujudkannya adalah dengan melakukan berbagai riset di bidang kesehatan," katanya.

Fachrori berharap kerja sama itu akan memberikan solusi terkait masalah kesehatan di Provinsi Jambi. Selain itu ia berharap topik riset yang akan dilakukan disesuaikan dengan isu utama yang akan dilakukan/disesuaikan dengan isu utama program Kementerian Kesehatan yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak, penurunan stunting (pertumbuhan kerdil), peningkatan cakupan dan mutu imunisasi, pencegahan dan penanggulangan penyakit menular (TB, Malaria, DBD) serta perbaikan manajemen pelayanan kesehatan sehingga dapat memberikan rekomendasi perbaikan terhadap program atau kebijakan.

Selanjutnya, Fachrori mengatakan kesepakatan itu tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pembangunan daerah di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat, tetapi juga untuk meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi Jambi supaya kompetitif, terampil, berkualitas dan berdaya saing, yang merupakan prasyarat dalam menjawab tantangan besar untuk bergerak ke revolusi industri 4.0 sehingga momentum untuk meraih bonus demografi di Provinsi Jambi pada tahun 2020-2030 dapat tercapai.

Kepala LBM Eijkman, Prof Amin Subandrio mengatakan kesepakatan kerja sama merupakan lanjutan dari perjanjian kerja sama sebelumnya. Dimana kerja sama sudah dilakukan sejak tahun 2015 lalu.

"Jika kita masih ingat bahwa kami juga meneliti kasus penyakit zika yang terjadi di Jambi dan kami juga melakukan penelitian terhadap penyakit orang rimba. Kami mengapresiasi kehadiran langsung Gubernur Jambi yang menambah semangat dan motivasi bagi kami para peneliti. Kami berharap kerja sama akan terus berkembang. Kerja sama dilakukan juga dalam pendidikan, kesehatan dan pengabdian masyarakat," kata Prof Amin.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Samsiran Halim menyatakan kerja sama yang dilakukan akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Jambi dan kerja sama tersebut diharapkan juga terus meningkatkan pelayanan kesehatan dari Pemerintah Provinsi Jambi bagi masyarakat.***

Pewarta: Dodi Saputra

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020