Sebanyak 100 anggota organisasi kemasyarakatan mengikuti pelatihan tentang penyelamatan atau SAR yang dibuka oleh Direktur Bina Tenaga Basarnas Marsekal Pertama TNI F Indrajaya di Jambi Rabu.
Pelatihan yang diikuti potensi SAR Jambi itu dibagi dalam Angkatan X dan XI yang yang berasal dari anggota Pramuka, anggota Federasi Arung Jeram Indonesia (Faji) dan anggota kelompok lainnya.
F Indrajaya, usai membuka pelatihan potensi SAR Jambi di Kantor Pencarian dan Pertolongan Jambi mengatakan pelatihan bermaterikan tentang potensi SAR penyelamatan di perairan atau water rescue itu ditangani atau dilatih oleh tim ahli dari Basarnas.
"Kami berharap pelatihan yang ditujukan untuk peserta dari organisasi berbasis masyarakat di wilayah Provinsi Jambi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menghadapi bencana," katanya.
Jumlah peserta pelatihan potensi SAR ini dibagi menjadi dua angkatan dengan masing-masing berjumlah 50 orang dengan total semua peserta adalah 100 orang.
Indrajaya mengatakan bahwa mengingat awal tahun ini sudah terjadi delapan kejadian yang membahayakan manusia di Provinsi Jambi, maka harus segera dilakukan dilakukan pelatihan tersebut.
Basarnas Jambi mencatat ada delapan musibah yang membahayakan manusia, di antaranya satu orang hilang di hutan Danau Kaco, Kabupaten Kerinci atas nama Mughoni yang hingga kini belum ditemukan dan ada tujuh kasus orang tenggelam di sungai yang salurannya melewati beberapa kabupaten di Provinsi Jambi itu.
Indrajaya berharap dengan adanya pelatihan SAR ini dapat membantu Basarnas untuk bisa lebih cepat turun ke lokasi kejadian dan bisa menemukan korbannya dalam waktu lebih singkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Pelatihan yang diikuti potensi SAR Jambi itu dibagi dalam Angkatan X dan XI yang yang berasal dari anggota Pramuka, anggota Federasi Arung Jeram Indonesia (Faji) dan anggota kelompok lainnya.
F Indrajaya, usai membuka pelatihan potensi SAR Jambi di Kantor Pencarian dan Pertolongan Jambi mengatakan pelatihan bermaterikan tentang potensi SAR penyelamatan di perairan atau water rescue itu ditangani atau dilatih oleh tim ahli dari Basarnas.
"Kami berharap pelatihan yang ditujukan untuk peserta dari organisasi berbasis masyarakat di wilayah Provinsi Jambi ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam menghadapi bencana," katanya.
Jumlah peserta pelatihan potensi SAR ini dibagi menjadi dua angkatan dengan masing-masing berjumlah 50 orang dengan total semua peserta adalah 100 orang.
Indrajaya mengatakan bahwa mengingat awal tahun ini sudah terjadi delapan kejadian yang membahayakan manusia di Provinsi Jambi, maka harus segera dilakukan dilakukan pelatihan tersebut.
Basarnas Jambi mencatat ada delapan musibah yang membahayakan manusia, di antaranya satu orang hilang di hutan Danau Kaco, Kabupaten Kerinci atas nama Mughoni yang hingga kini belum ditemukan dan ada tujuh kasus orang tenggelam di sungai yang salurannya melewati beberapa kabupaten di Provinsi Jambi itu.
Indrajaya berharap dengan adanya pelatihan SAR ini dapat membantu Basarnas untuk bisa lebih cepat turun ke lokasi kejadian dan bisa menemukan korbannya dalam waktu lebih singkat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020