Mahasiswa Seni Rupa Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat (Sumbar), Salman Hijrah menggelar pameran lukisan yang mengangkat persoalan sampah plastik dalam karyanya.
"Persoalan sampah plastik sengaja diangkat karena keresahan yang saya rasa ketika melihat lingkungan sekitar dan dampak yang ditimbulkan," kata Salman usai pembukaan pameran di galeri Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP, di Padang, Senin.
Beberapa hal yang menjadi referensinya adalah sampah plastik yang kerap dijumpai di lingkungan rumah, kawasan pantai, hingga berita hewan laut yang mati akibat sampah plastik. Kondisi itu memantik keresahan di dalam dirinya untuk dituangkan dalam media kanvas.
Pada pameran karya akhir itu dipamerkan sepuluh karya lukisan dengan tema yang sama.
Judul lukisan yang dipamerkan adalah Benang Harapan, The predator, Konsumtif, Bacot, Tempat Pendaratan, Citra, More Human Then Human, Coboy, Transplantasi, dan Awet.
Lukisan yang terpajang menyajikan berbagai sudut pandang untuk mengulik bagaimana kondisi sampah plastik serta dampaknya terhadap lingkungan, seperti lukisan berjudul Coboy berukuran 100x130 centimeter, menampilkan objek kura-kura terlilit tali ditunggangi oleh objek menyerupai manusia yang dibentuk dari plastik.
Pada bagian hidung kura-kura malang tertancap tangan manusia terbuat dari sedotan dan mengalirkan darah.
Ada juga karya yang menyajikan perspektif di luar dampak sampah plastik seperti lukisan berjudul Benang Harapan.
Karya tersebut menampilkan objek botol air mineral dengan bagian atasnya terbalut uang kertas Rp20.000.
"Dalam penilaian saya, selain menimbulkan dampak lingkungan, sampah plastik juga menjadi peluang uang bagi sebahagian warga," kata mahasiswa angkatan 2015 itu menjelaskan.
Menurutnya, kerumitan penciptaan karya yang telah digarap sejak Mei 2019 adalah memvisualkan sampah plastik di atas kanvas dengan sapuan akrilik.
Pameran akan berlangsung dari Senin hingga Rabu (12/2).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
"Persoalan sampah plastik sengaja diangkat karena keresahan yang saya rasa ketika melihat lingkungan sekitar dan dampak yang ditimbulkan," kata Salman usai pembukaan pameran di galeri Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP, di Padang, Senin.
Beberapa hal yang menjadi referensinya adalah sampah plastik yang kerap dijumpai di lingkungan rumah, kawasan pantai, hingga berita hewan laut yang mati akibat sampah plastik. Kondisi itu memantik keresahan di dalam dirinya untuk dituangkan dalam media kanvas.
Pada pameran karya akhir itu dipamerkan sepuluh karya lukisan dengan tema yang sama.
Judul lukisan yang dipamerkan adalah Benang Harapan, The predator, Konsumtif, Bacot, Tempat Pendaratan, Citra, More Human Then Human, Coboy, Transplantasi, dan Awet.
Lukisan yang terpajang menyajikan berbagai sudut pandang untuk mengulik bagaimana kondisi sampah plastik serta dampaknya terhadap lingkungan, seperti lukisan berjudul Coboy berukuran 100x130 centimeter, menampilkan objek kura-kura terlilit tali ditunggangi oleh objek menyerupai manusia yang dibentuk dari plastik.
Pada bagian hidung kura-kura malang tertancap tangan manusia terbuat dari sedotan dan mengalirkan darah.
Ada juga karya yang menyajikan perspektif di luar dampak sampah plastik seperti lukisan berjudul Benang Harapan.
Karya tersebut menampilkan objek botol air mineral dengan bagian atasnya terbalut uang kertas Rp20.000.
"Dalam penilaian saya, selain menimbulkan dampak lingkungan, sampah plastik juga menjadi peluang uang bagi sebahagian warga," kata mahasiswa angkatan 2015 itu menjelaskan.
Menurutnya, kerumitan penciptaan karya yang telah digarap sejak Mei 2019 adalah memvisualkan sampah plastik di atas kanvas dengan sapuan akrilik.
Pameran akan berlangsung dari Senin hingga Rabu (12/2).
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020