Dibandingkan dengan bulan April 2020, produksi CPO pada bulan Mei sebesar adalah 3.616 ribu ton atau turun 1,9%, konsumsi dalam negeri turun 1,6% menjadi 1.380 ribu ton dan  ekspor turun 8,3% menjadi 2.428 ribu t

Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Mukti Sardjono dalam rilis yang diterima ANTARA di Jambi, Jumat.

Sedangkan, kata dia,  harga CPO  masih menunjukkan penurunan dari rata-rata USD 564 pada bulan April menjadi USD 526 per ton-Cif Rotterdam pada  bulan Mei. Demikian juga dengan nilai ekspornya turun USD 165 juta dari USD 1,64 milyar menjadi USD 1,47 milyar. 

Bila dibandingkan Januari-Mei 2019, produksi CPO dan PKO Januari-Mei 2020 adalah 19.001 ribu ton atau 14% lebih rendah, konsumsi dalam negeri adalah 7.334 ribu ton atau naik 3,6 %, volume ekspor adalah 12.736 ribu ton   atau turun 13,7% tetapi nilai ekspornya naik dari USD 7.995 juta USD menjadi USD 8.437 juta. 

Produksi bulan Mei yang lebih rendah dari bulan April 2020 diduga masih disebabkan efek kemarau panjang 2019 dan  pengaruh musiman. 

Konsumsi dalam negeri secara total masih positif ditengah berlakunya PSBB. Salah satu peningkat konsumsi adalah oleokimia yang naik 31,4% . Konsumsi biodiesel juga meningkat sebesar 23,2%. Hal ini didukung oleh kebijakan 
pemerintah yang konsisten dalam implementasi program B30. 

Penurunan ekspor terutama terjadi pada refined palm oil yang secara umum disebabkan oleh selisih harga minyak  sawit dengan minyak kedelai yang kecil. Penurunan ekspor bulan Mei terbesar terjadi dengan tujuan China sebesar 
87,7 ribu ton (-21%), ke EU sebesar 81,5 ribu ton (-16,62%), ke Pakistan sebesar 47 ribu ton (-23,4%) dan ke India  sebesar 38,6 ribu ton (-9,2%).

Penurunan ekspor ke China mungkin juga disebabkan meningkatnya crushing oilseed
(khususnya kedelai) yang cukup besar sehingga pasokan minyak nabati China tinggi.

Ia menjelaskan memang terjadi penurunan  ekspor ke beberapa negara, ada beberapa negara tujuan ekspor yang menunjukkan kenaikan seperti Mesir dengan  42 ribu ton atau naik 81% dari ekspor April 2020, Ukraina dengan 31 ribu ton (+99%), Filipina dengan 29 ribu ton  (+73%), Jepang dengan 19 ribu ton (+35%) dan ke Oman engan 15 ribu ton (+85%).

Kegiatan ekonomi China, India dan banyak negara lain mulai pulih sehingga permintaan akan minyak nabati untuk kebutuhan domestiknya mulai naik.

 Kegiatan ekonomi Indonesia juga sudah mulai pulih sehingga kedepan permintaan  minyak sawit untuk pangan juga akan naik mengikuti permintaan oleokimia dan biodiesel.

Pewarta: Syarif Abdullah

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020