Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi menghimbau petani di provinsi itu agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena dapat merusak struktur dan tekstur tanah.
“Membuka lahan pertanian dengan cara membakar merusak keragaman mikroba yang ada di dalam tanah atau biodiversitas, kita himbau agar petani tidak membuka lahan dengan cara dibakar,” kata Kepala BPTP Jambi Rustam di Jambi, Jumat.
BPTP Jambi terus mengedukasi masyarakat, terutama kepada petani terkait teknologi budidaya tanaman tanpa membakar. BPTP Mengedukasi agar rumput atau gulma lahan pertanian tersebut diendapkan hingga membusuk.
Jika dibandingkan dengan proses persiapan lahan dengan membakar jadi lebih lama. Namun dengan cara mengendapkan gulma hingga membusuk tersebut banyak keuntungan yang di dapatkan oleh petani.
Selain struktur dan tekstur tanah tidak rusak, proses tersebut dapat menambah kandungan mikroba dalam tanah. Sehingga lahan pertanian masyarakat lebih subur.
“Selama ini masyarakat membuka lahan dengan membakar karena lebih ekonomis, tapi dampak terhadap tanah tidak di perhitungkan,” kata Rustam.
Dijelaskan, jika keragaman mikroba berkurang di dalam tanah, bahkan mati karena kepanasan dapat menyebabkan tanah kurus, artinya tidak terjadi proses pembusukan terhadap bahan organik dalam tanah.
Sementara, pada budidaya tanaman proses pembusukan tersebut di butuhkan karena hasil pembusukan tersebut memperbaiki struktur dan komposisi dalam tanah.
“Itulah kenapa petani banyak yang menggunakan bahan kimia untuk menyuburkan tanah, sementara bahan kimia itu sifatnya hanya sementara,” kata Rustam.
BPTP Jambi lebih menyarankan melakukan pembukaan lahan yang di olah sempurna dengan cara pembusukan terhadap bahan organik tanah. Proses pembusukan juga dapat dengan memanfaatkan mikroba lokal (mikroba yang ada di dalam tanah) atau menambahkan mikroba baru, sehingga proses pembusukan lebih cepat.
“Jika lahan pertanian nya luas, lebih di sarankan menggunakan herbisida bahan kimia untuk mematikan gulma,” kata Rustam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020