Dinas Pariwisata Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mulai hari ini resmi menutup kegiatan masyarakat bermain layang-layang di Pantai Loang Baloq, setiap sore untuk menghindari terjadinya penularan COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin mengatakan, penutupan aktivitas masyarakat tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Mataram karena kegiatan tersebut mengundang kerumunan orang yang bertentangan dengan protokol COVID-19.
"Sebenarnya itu bukan lomba karena kami maupun masyarakat tidak ada menggelar kegiatan resmi lomba layang-layang, tapi itu sebatas lomba para penggemar layangan dengan berbagai keunikannya dan mengambil lokasi di Pantai Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela," katanya.
Permainan layang-layang itu muncul begitu saja sejak tiga minggu terakhir setiap sore di Pantai Loang Baloq, sehingga objek wisata itu dipenuhi warga yang ingin main layangan dan yang hanya sekadar menonton.
Selain mendapat hiburan menonton layang-layang pada sore hari, masyarakat juga bisa menikmati keindahan pantai dan sunset di Pantai Loang Baloq secara gratis.
"Setiap hari jumlah pengunjung memang cukup banyak, dan hari Minggu (12/7-2020) menjadi puncaknya. Dimana jumlah pengunjung lebih dari 1.000 orang sehingga terjadi kemacetan di jalan menuju Pantai Loang Baloq," katanya.
Terkait dengan itu, wali kota tidak ingin kerumunan orang tersebut terulang lagi, apalagi masyarakat yang datang tidak hanya dari Kota Mataram, melainkan juga dari luar kota dan banyak yang tidak menerapkan protokol COVID-19, salah satunya tidak menggunakan masker. Sementara kasus positif baru COVID-19 di Mataram terus meningkat.
"Karena itulah, mulai hari ini aktivitas di Loang Baloq, termasuk di sejumlah objek wisata lainnya kami tutup lagi," katanya.
Untuk menghindari adanya aktivitas lagi, Dispar Mataram akan memasang spanduk pemberitahuan penutupan objek wisata tersebut dan berkoordinasi dengan aparat terkait, yakni Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Mataram serta satgas lainnya untuk melakukan pengawasan dan melarang warga yang akan masuk objek wisata tersebut.
"Dua pintu masuk Pantai Loang Baloq kami jaga ketat, kalau ada yang lolos berarti mereka masuk dari pinggir pantai dan kami tidak mungkin melakukan penjagaan di sembilan kilomter pantai Kota Mataram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin mengatakan, penutupan aktivitas masyarakat tersebut sesuai dengan instruksi Wali Kota Mataram karena kegiatan tersebut mengundang kerumunan orang yang bertentangan dengan protokol COVID-19.
"Sebenarnya itu bukan lomba karena kami maupun masyarakat tidak ada menggelar kegiatan resmi lomba layang-layang, tapi itu sebatas lomba para penggemar layangan dengan berbagai keunikannya dan mengambil lokasi di Pantai Loang Baloq, Kecamatan Sekarbela," katanya.
Permainan layang-layang itu muncul begitu saja sejak tiga minggu terakhir setiap sore di Pantai Loang Baloq, sehingga objek wisata itu dipenuhi warga yang ingin main layangan dan yang hanya sekadar menonton.
Selain mendapat hiburan menonton layang-layang pada sore hari, masyarakat juga bisa menikmati keindahan pantai dan sunset di Pantai Loang Baloq secara gratis.
"Setiap hari jumlah pengunjung memang cukup banyak, dan hari Minggu (12/7-2020) menjadi puncaknya. Dimana jumlah pengunjung lebih dari 1.000 orang sehingga terjadi kemacetan di jalan menuju Pantai Loang Baloq," katanya.
Terkait dengan itu, wali kota tidak ingin kerumunan orang tersebut terulang lagi, apalagi masyarakat yang datang tidak hanya dari Kota Mataram, melainkan juga dari luar kota dan banyak yang tidak menerapkan protokol COVID-19, salah satunya tidak menggunakan masker. Sementara kasus positif baru COVID-19 di Mataram terus meningkat.
"Karena itulah, mulai hari ini aktivitas di Loang Baloq, termasuk di sejumlah objek wisata lainnya kami tutup lagi," katanya.
Untuk menghindari adanya aktivitas lagi, Dispar Mataram akan memasang spanduk pemberitahuan penutupan objek wisata tersebut dan berkoordinasi dengan aparat terkait, yakni Satpol PP dan Dinas Perhubungan Kota Mataram serta satgas lainnya untuk melakukan pengawasan dan melarang warga yang akan masuk objek wisata tersebut.
"Dua pintu masuk Pantai Loang Baloq kami jaga ketat, kalau ada yang lolos berarti mereka masuk dari pinggir pantai dan kami tidak mungkin melakukan penjagaan di sembilan kilomter pantai Kota Mataram," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020