Program Studi Arkeologi dan Sendratasik (Seni, Drama, Tari dan Musik) Universitas Jambi (Unja) berupaya melestarikan peninggalan bernilai sejarah yakni melalui media batik dan pengabdian masyarakat.

"Rumah batik kelompok Batik Serumpun Berlian, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi jadi tempat pengembangan kegiatan yang diikuti langsung anggota kelompok tersebut selaku mitra binaan Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS) Pertamina EP Jambi Field dan Tim Prodi Arkeologi dan Sendratasik Unja yang terdiri dari dosen beserta mahasiswa", kata Field Manager Pertamina EP Jambi, Gondo Irawan di Jambi, Rabu.

Kegiatan tahun 2020 ini merupakan tahun kedua digelar Unja bersama Pertamina di Kelurahan Legok. Pada Tahun 2019, dimana kegiatan itu dilaksanakan dengan fokus penyuluhan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya kepada masyarakat Kelurahan Legok, yaitu lokasi penemuan Candi Solok Sipin dan beberapa struktur bekas bangunan kuno di sekitarnya.

Menimbang diperlukan upaya pelestarian peran serta cagar budaya dan pemberdayaan masyarakat sekitar, selanjutnya dijadikan bahan dasar Pengmas di tahun 2020 dengan mengangkat tema pengembangan motif batik berbasis tinggalan arkeologi.

Hasil temuan beberapa relief dikembangkan menjadi sebuah desain di atas kertas. Selanjutnya desain dan di pola di atas kain menjadi motif batik oleh pengrajin batik dari Kelompok Batik Serumpun Berlian dan hasil kolaborasi dengan tim Unja ini menghasilkan lima motif batik Jambi baru.

Salah satu motif baru bernama 'makara ekkaraa' yang dalam bahasa sansekerta berarti kesatuan dari berbagai jenis makhluk. Makara dari candi Solok Sipin merupakan simbol perpaduan antara sirip ikan, gigi buaya, dan gading gajah.

Makara dari Candi Solok Sipin ini memiliki ukiran yang lebih kaya jika dibandingkan dengan makara dari candi lain, seperti Candi Borobudur dan Prambanan.

Itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat di Kelurahan Legok. Motif Makara Ekkaraa Hasil Temuan di Candi Solok Sipin ini terobosan baru yang inspiratif.

"Selama ini 'mindset' orang belajar sejarah itu kan dalam bentuk tulisan. Sekarang visualisasi media ajar ternyata juga bisa dengan media batik dan hasilnya sangat menarik, apalagi kombinasi warna yang dipilih kelompok batik juga berani," kata Gondo Irawan.

Sementara itu Yuliana Afsari, salah satu perajin batik mengungkapkan rasa senangnya dapat membuat batik dengan motif-motif yang berasal dari candi Solok Sipin. Terlebih mengajarkan teknik membatik kepada yang lainnya.

Sedangkan, Ketua Kelompok Batik Serumpun Berlian, Tinah mengatakan merasa sangat senang memperoleh motif baru. Terlebih kendala utama yang dihadapi Kelompok Batik Serumpun Berlian adalah pengembangan motif baru.

"Kami ingin menambah motif baru agar batik Jambi karya kelompok kami punya ciri khas tersendiri, tetapi bingung dan sulit cari inspirasi dan alhamdulillah, kedatangan tim Arkeologi Unja dan Pertamina memberikan ide baru motif asli Legok,” kata Tinah.







 

Pewarta: Nanang Mairiadi

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020