Penanganan serangan satwa liar yang memangsa ternak warga di perkampungan membutuhkan cara bijak yang tidak sekedar menangkap atau menjerat yang terkadang berujung kematian hewan 'tersangkanya" .
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, memasang tiga unit kamera penjebak (camera trap) untuk memantau satwa liar yang memangsa ternak warga di Aia Sungsang, Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kamis (24/9).
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubukbasung, Sabtu mengatakan pemasangan kamera pemantau itu dilakukan pada Jumat (25/9) dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran visual satwa yang diduga memakan ternak jenis kambing milik warga setempat Zulven Hendri (35).
"Kamera pemantau kami pasang tiga unit di sekitar lokasi ditemukan ternak warga dalam keadaan mati dengan luka robek di lehernya," katanya.
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan yang dilakukan tim BKSDA pada Sabtu (26/9), tim menemukan tanda-tanda keberadaan berupa kotoran yang diduga berasal dari satwa beruang madu (Helarctos malayanus).
Selain itu, terhadap luka anak kerbau milik Syafri Musa (49) yang juga terluka beberapa hari lalu, tim BKSDA menyimpulkan luka tersebut disebabkan akibat gigitan satwa jenis harimau dan anak kerbau telah mendapatkan perawatan dari medis kesehatan hewan setempat.
"Kami juga melakukan patroli pengamanan di sekitar lokasi kejadian untuk memberikan rasa aman bagi warga setempat," katanya.
Sebelumnya, warga Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, bernama Zulven Henri (35), menemukan ternak kambingnya mati pada Kamis (24/9) pagi.
Saat itu ia akan melihat kandangnya yang terlihat dalam kondisi rusak dan menemukan banyak bercak darah.
Selanjutnya pemilik ternak mengikuti arah jejak darah tersebut dan menemukan tubuh kambing miliknya sudah dalam kondisi mati dengan luka robek pada bagian bawah leher.
"Posisi bangkai kambing ditemukan dengan jarak sekitar 50 meter dari kandang," katanya.
Menemukan kondisi tersebut, pemilik melaporkan kepada perangkat nagari, bhabinkamtibmas dan petugas Polhut KPHL Agam Raya Wilayah Matur.
Petugas bersama pemilik ternak selanjutnya kembali ke lokasi tempat ditemukan kambing itu. Selanjutnya memberitahukan kejadian tersebut ke BKSDA Resor Agam.
Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan di BKSDA, maka tim melaksanakan identifikasi lapangan untuk mengetahui faktor penyebab ternak kambing tersebut terluka, mati dan juga untuk menemukan tanda-tanda keberadaan, baik berupa jejak, cakaran maupun kotoran untuk menentukan jenis satwa liarnya.
BKSDA mengimbau warga untuk berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di ladang serta mengamankan ternaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat, memasang tiga unit kamera penjebak (camera trap) untuk memantau satwa liar yang memangsa ternak warga di Aia Sungsang, Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kamis (24/9).
Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Sumbar Ade Putra di Lubukbasung, Sabtu mengatakan pemasangan kamera pemantau itu dilakukan pada Jumat (25/9) dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran visual satwa yang diduga memakan ternak jenis kambing milik warga setempat Zulven Hendri (35).
"Kamera pemantau kami pasang tiga unit di sekitar lokasi ditemukan ternak warga dalam keadaan mati dengan luka robek di lehernya," katanya.
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan yang dilakukan tim BKSDA pada Sabtu (26/9), tim menemukan tanda-tanda keberadaan berupa kotoran yang diduga berasal dari satwa beruang madu (Helarctos malayanus).
Selain itu, terhadap luka anak kerbau milik Syafri Musa (49) yang juga terluka beberapa hari lalu, tim BKSDA menyimpulkan luka tersebut disebabkan akibat gigitan satwa jenis harimau dan anak kerbau telah mendapatkan perawatan dari medis kesehatan hewan setempat.
"Kami juga melakukan patroli pengamanan di sekitar lokasi kejadian untuk memberikan rasa aman bagi warga setempat," katanya.
Sebelumnya, warga Jorong Cubadak Lilin, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, bernama Zulven Henri (35), menemukan ternak kambingnya mati pada Kamis (24/9) pagi.
Saat itu ia akan melihat kandangnya yang terlihat dalam kondisi rusak dan menemukan banyak bercak darah.
Selanjutnya pemilik ternak mengikuti arah jejak darah tersebut dan menemukan tubuh kambing miliknya sudah dalam kondisi mati dengan luka robek pada bagian bawah leher.
"Posisi bangkai kambing ditemukan dengan jarak sekitar 50 meter dari kandang," katanya.
Menemukan kondisi tersebut, pemilik melaporkan kepada perangkat nagari, bhabinkamtibmas dan petugas Polhut KPHL Agam Raya Wilayah Matur.
Petugas bersama pemilik ternak selanjutnya kembali ke lokasi tempat ditemukan kambing itu. Selanjutnya memberitahukan kejadian tersebut ke BKSDA Resor Agam.
Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) penanganan di BKSDA, maka tim melaksanakan identifikasi lapangan untuk mengetahui faktor penyebab ternak kambing tersebut terluka, mati dan juga untuk menemukan tanda-tanda keberadaan, baik berupa jejak, cakaran maupun kotoran untuk menentukan jenis satwa liarnya.
BKSDA mengimbau warga untuk berhati-hati dan waspada ketika beraktivitas di ladang serta mengamankan ternaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2020