Bencana alam air bah di lokasi wisata air terjun kembali terjadi di Sumatera Barat, dua mahasiswa meningal hilang dan ditemukan meninggal dunia.
Tim SAR gabungan menemukan kedua mahasiswa yang hilang sejak Jumat (26/3) sore, dalam keadaan meninggal setelah terseret air bah di air terjun Lubuk Hitam, Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
"Pencarian telah dimulai sejak tadi pagi, dan menemukan dua korban dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Vasarnas Padang Asnedi, di Padang, Sabtu.
Kedua korban tersebut diketahui merupakan mahasiswa UNP yaitu Parulian Manurung (21) berjenis kelamin laki-laki, dan Della (21) berjenis kelamin perempuan.
Setelah itu jasad keduanya langsung dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Komandan Regu Basarnas Padang Endra menceritakan korban pertama yang ditemukan Sabtu pagi adalah Parulian Manurung sekitar pukul 08.00 WIB.
Jasad mahasiswa yang beralamat di Lubuk Buaya Padang itu ditemukan sekitar 300 meter dari titik hilang.
Setelah itu petugas terus melanjutkan pencarian hingga akhirnya menemukan Della yang berasal dari Kabupaten Dharmasraya sekitar pukul 10.00 WIB.
Dengan ditemukannya kedua korban tersebut maka ketiga mahasiswa yang dinyatakan hilang sejak Jumat (26/3) telah ditemukan seluruhnya.
Karena satu korban lainnya bernama Felicia Honesti (21) yang berasal dari Kabupaten Agam telah ditemukan pada Jumat malam dalam keadaan meninggal dunia.
Ketiga mahasiswa itu dilaporkan hanyut karena terseret air bah di air terjun Lubuk Hitam, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat sore.
Berdasarkan informasi yang dihimpun peristiwa terjadi ketika para korban mengunjungi wisata air terjun tiga tingkat itu bersama belasan kawannya.
Mereka menaiki air terjun tersebut mulai dari tingkat satu hingga ke tingkat tiga.
Hanya saja ketika menuju ke air terjun tingkat ketiga debit air tiba-tiba naik (air bah) karena hujan di kawasan hulu, sehingga korban terseret aluran air.
Proses pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Padang, BPBD, kepolisian, Tagana, serta masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Tim SAR gabungan menemukan kedua mahasiswa yang hilang sejak Jumat (26/3) sore, dalam keadaan meninggal setelah terseret air bah di air terjun Lubuk Hitam, Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
"Pencarian telah dimulai sejak tadi pagi, dan menemukan dua korban dalam keadaan meninggal dunia," kata Kepala Vasarnas Padang Asnedi, di Padang, Sabtu.
Kedua korban tersebut diketahui merupakan mahasiswa UNP yaitu Parulian Manurung (21) berjenis kelamin laki-laki, dan Della (21) berjenis kelamin perempuan.
Setelah itu jasad keduanya langsung dievakuasi dari lokasi dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar.
Komandan Regu Basarnas Padang Endra menceritakan korban pertama yang ditemukan Sabtu pagi adalah Parulian Manurung sekitar pukul 08.00 WIB.
Jasad mahasiswa yang beralamat di Lubuk Buaya Padang itu ditemukan sekitar 300 meter dari titik hilang.
Setelah itu petugas terus melanjutkan pencarian hingga akhirnya menemukan Della yang berasal dari Kabupaten Dharmasraya sekitar pukul 10.00 WIB.
Dengan ditemukannya kedua korban tersebut maka ketiga mahasiswa yang dinyatakan hilang sejak Jumat (26/3) telah ditemukan seluruhnya.
Karena satu korban lainnya bernama Felicia Honesti (21) yang berasal dari Kabupaten Agam telah ditemukan pada Jumat malam dalam keadaan meninggal dunia.
Ketiga mahasiswa itu dilaporkan hanyut karena terseret air bah di air terjun Lubuk Hitam, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) pada Jumat sore.
Berdasarkan informasi yang dihimpun peristiwa terjadi ketika para korban mengunjungi wisata air terjun tiga tingkat itu bersama belasan kawannya.
Mereka menaiki air terjun tersebut mulai dari tingkat satu hingga ke tingkat tiga.
Hanya saja ketika menuju ke air terjun tingkat ketiga debit air tiba-tiba naik (air bah) karena hujan di kawasan hulu, sehingga korban terseret aluran air.
Proses pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Padang, BPBD, kepolisian, Tagana, serta masyarakat setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021