Pemberi jasa pengkutan barang bawaan penumpang pesawat terbang atau "porter" di Bandara Sulthan Thaha Jambi terdampak langsung akibat kebijakan pelarangan mudik di tahun ini yang mengakibatkan mereka tidak memiliki penghasilan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Mirzan Pratama salah satu porter di Bandara Sultan Thaha Jambi kepada Antara, Senin (10/5) mengatakan, karena ada kebijakan pelarangan mudik ini mengakibatkan dirinya beserta rekan seprofesinya kehilangan mata pencahariannya dari jasa angkut barang.
“Pendapatan di bandara nihil, tidak ada penerbangan. Kalau adapun 1 kali penerbangan itu tidak bisa membantu juga,” terangnya.
Saat ini untuk mendapatkan penghasilan lain, Mirzan harus memutar otak. Dirinya memilih berjualan kue lebaran di saat tidak lagi bisa berharap dari jasa porter bandara.
“Mau nggak mau harus cari jalan keluarnya, kami harus makan. Makanya saya milih jualan kue dan snack saja,” ujarnya di Jambi.
Lebih lanjut ia mengatakan, tidak saja dirinya yang berjualan. Beberapa rekan sesama porter juga memilih berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lebaran.
“Untuk kami yang masih usia produktif mungkin bisa cari jalan lain. Saya nggak tahu teman-teman porter yang usianya sudah tua bagaimana dia mencukupi kebutuhannya sekarang,” katanya mengungkap nasib 'porter senior' di bandara itu.
Padahal dikatakan Mirzan, momen mudik lebaran adalah momen yang kerap ditunggu-tunggu oleh dirinya dan teman-teman. Sebab pada momen mudik terkadang ada saja penumpang yang memberikan THR kepada porter ini.
“Terkadang ada penumpang yang kasih kami THR. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada,” ujarnya.
Untuk biaya jasa porter di Bandara Sultan Thaha Jambi saat ini sebesar Rp 10 ribu per koli.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Mirzan Pratama salah satu porter di Bandara Sultan Thaha Jambi kepada Antara, Senin (10/5) mengatakan, karena ada kebijakan pelarangan mudik ini mengakibatkan dirinya beserta rekan seprofesinya kehilangan mata pencahariannya dari jasa angkut barang.
“Pendapatan di bandara nihil, tidak ada penerbangan. Kalau adapun 1 kali penerbangan itu tidak bisa membantu juga,” terangnya.
Saat ini untuk mendapatkan penghasilan lain, Mirzan harus memutar otak. Dirinya memilih berjualan kue lebaran di saat tidak lagi bisa berharap dari jasa porter bandara.
“Mau nggak mau harus cari jalan keluarnya, kami harus makan. Makanya saya milih jualan kue dan snack saja,” ujarnya di Jambi.
Lebih lanjut ia mengatakan, tidak saja dirinya yang berjualan. Beberapa rekan sesama porter juga memilih berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lebaran.
“Untuk kami yang masih usia produktif mungkin bisa cari jalan lain. Saya nggak tahu teman-teman porter yang usianya sudah tua bagaimana dia mencukupi kebutuhannya sekarang,” katanya mengungkap nasib 'porter senior' di bandara itu.
Padahal dikatakan Mirzan, momen mudik lebaran adalah momen yang kerap ditunggu-tunggu oleh dirinya dan teman-teman. Sebab pada momen mudik terkadang ada saja penumpang yang memberikan THR kepada porter ini.
“Terkadang ada penumpang yang kasih kami THR. Tapi sudah dua tahun ini tidak ada,” ujarnya.
Untuk biaya jasa porter di Bandara Sultan Thaha Jambi saat ini sebesar Rp 10 ribu per koli.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021