Petani di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, menyiapkan lahan seluas 118 hektare untuk mendukung program pemerintah pusat food estate yang bertujuan menciptakan lumbung pangan baru multi komoditas.
Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Sabtu, mengatakan dalam program food estate tersebut Banyuasin akan fokus pada ekstensifikasi dan intensifikasi karena memiliki areal pertanian yang luas.
Dari lima daerah yang terpilih menjalankan program tersebut di Sumsel, Banyuasin tercatat menjadi yang terluas areal pertaniannya, sementara Kabupaten OKI hanya 10 ribu ha, OKU Timur 20 ribu ha, OKU Selatan 3 ribu ha dan Ogan Ilir hanya 2 ha.
Ia mengatakan dengan luas baku sawah 174.371 ha atau menjadi yang terluas di wilayah Sumatera, tentunya Banyuasin menjadi daerah dengan keunggulan sendiri sebagai lumbung pangan di Tanah Air.
Apalagi saat ini Banyuasin sudah mendapatkan permintaan dari Pemprov Jabar untuk memenuhi kebutuhan jagung sebanyak 25.000 ton per bulan.
Dengan bantuan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) melalui program Agro Solution, ia optimistis dapat memenuhi permintaan pasar Jabar tersebut karena memiliki keunggulan dari sisi luas lahan dan SDM (petani).
“Kami sangat berminat untuk menanam jagung ini karena sudah mendapatkan arahan dari penyuluh pertanian IPB yang mengatakan untuk IP300 (tanam ketiga) sebaiknya tanaman jagung karena cuaca kurang baik untuk padi,” kata dia.
Kabupaten Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan mengingat Banyuasin memiliki luas lahan baku sawah 174.371 ha dengan luas tanam 2019, 213.813 ha, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 ha (IP 100 seluas 90.151 ha, IP200 seluas 58.007 Ha, IP300 seluas 36 ha), lahan rawa lembak 25.713 ha (IP100 seluas 21.279 ja, IP200 seluas 2.562 ha).
Dengan luas panen 208.598 ha maka total produksi Banyuasin mencapai 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton.
Banyuasin menargetkan penambahan luas tanam 213.813 ha pada tahun 2019 menjadi 263.368 ha pada 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton.
“Saat ini Banyuasin ini masuk dalam empat besar penghasil beras nasional. Tentunya ini dapat menjadi langkah agar petani semakin sejahtera," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Sabtu, mengatakan dalam program food estate tersebut Banyuasin akan fokus pada ekstensifikasi dan intensifikasi karena memiliki areal pertanian yang luas.
Dari lima daerah yang terpilih menjalankan program tersebut di Sumsel, Banyuasin tercatat menjadi yang terluas areal pertaniannya, sementara Kabupaten OKI hanya 10 ribu ha, OKU Timur 20 ribu ha, OKU Selatan 3 ribu ha dan Ogan Ilir hanya 2 ha.
Ia mengatakan dengan luas baku sawah 174.371 ha atau menjadi yang terluas di wilayah Sumatera, tentunya Banyuasin menjadi daerah dengan keunggulan sendiri sebagai lumbung pangan di Tanah Air.
Apalagi saat ini Banyuasin sudah mendapatkan permintaan dari Pemprov Jabar untuk memenuhi kebutuhan jagung sebanyak 25.000 ton per bulan.
Dengan bantuan PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) melalui program Agro Solution, ia optimistis dapat memenuhi permintaan pasar Jabar tersebut karena memiliki keunggulan dari sisi luas lahan dan SDM (petani).
“Kami sangat berminat untuk menanam jagung ini karena sudah mendapatkan arahan dari penyuluh pertanian IPB yang mengatakan untuk IP300 (tanam ketiga) sebaiknya tanaman jagung karena cuaca kurang baik untuk padi,” kata dia.
Kabupaten Banyuasin memiliki luas panen padi 208,598 ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan mengingat Banyuasin memiliki luas lahan baku sawah 174.371 ha dengan luas tanam 2019, 213.813 ha, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 ha (IP 100 seluas 90.151 ha, IP200 seluas 58.007 Ha, IP300 seluas 36 ha), lahan rawa lembak 25.713 ha (IP100 seluas 21.279 ja, IP200 seluas 2.562 ha).
Dengan luas panen 208.598 ha maka total produksi Banyuasin mencapai 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton.
Banyuasin menargetkan penambahan luas tanam 213.813 ha pada tahun 2019 menjadi 263.368 ha pada 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton.
“Saat ini Banyuasin ini masuk dalam empat besar penghasil beras nasional. Tentunya ini dapat menjadi langkah agar petani semakin sejahtera," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021