Jumlah penumpang angkutan udara di Bandara  Sultan Thaha Jambi mengalami penurunan signifikan hingga 90 persen akibat dampak dari penerapan PPKM Darurat di wilayah Pulau Jawa dan Bali. 

EGM Bandara Sultan Thaha Jambi, Agus Supriyanto, di Jambi Rabu mengatakan, penurunan jumlah penumpang terjadi cukup signifikan sejak 5 Juli lalu dan tercatat penumpang yang berangkat melalui Bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 135 penumpang sedangkan jumlah penumpang yang datang hanya sebanyak 61 orang.

"Penurunannya drastis sekali, rata-rata biasanya jumlah penumpang per hari 1.500 penumpang selama pandemi," Kata Agus. 

Lanjutnya, pada 6 Juli  2021 jumlah penumpang yang berangkat di Bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 167 penumpang dan penumpang datang sebanyak 106 penumpang. Selanjutnya pada 7 Juli jumlah penumpang yang berangkat 143 penumpang dan penumpang  di kedatangan sebanyak 123 penumpang. 

Selain  jumlah penumpang, jumlah penerbangan pesawat juga menurun. Sejak 5 Juli kemarin hanya ada tiga maskapai yang melakukan penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi. Ketiga maskapai tersebut yakni Garuda Indonesia, Batik Air dan Citilink.

Agus menegaskan, sejak adanya PPKM darurat di Pulau Jawa dan Bali, diterapkan untuk membatasi mobilitas masyarakat dalam melakukan pergerakan dari daerah satu ke daerah lainnya untuk memutuskan penyebaran COVID-19. Penerbangan tetap dilakukan untuk mengakomodir bila masyarakat harus melakukan perjalanan antar daerah. 

"Jumlah flight juga turun drastis," kata Agus.

Dia menjelaskan, mulai 9 Juli hingga 20 Juli mendatang, maskapai Lion Grup telah mengkonfirmasi kepada pihak managemen Bandar tidak akan melakukan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi. 

"Jadi Lion Grup sudah memberikan informasi kepada kami tidak terbang hingga 20 Juli mendatang," kata Agus Supriyanto. 


Pewarta: Tuyani

Editor : Nanang Mairiadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021