Mempertimbangkan kondisi terkini serta kebijakan pemerintah maupun pelaku usaha, tekanan inflasi pada Juli 2021 di Provinsi Jambi diprakirakan tetap terkendali. Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Suti Masniari Nasution di Jambi, Jumat.

"Sumber tekanan inflasi terutama masih berasal dari komoditas bahan pangan yang disebabkan oleh normalisasi pasokan setelah melewati masa panen," kata Suti.

Selain itu, adanya potensi keterbatasan pasokan yang akan menyebabkan inflasi akibat gangguan distribusi pasca implementasi PPKM Jawa-Bali mengingat Jawa merupakan daerah sentra produsen dan hub beberapa komoditas. Dalam rangka menjaga inflasi tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi akan terus memperkuat koordinasi dan sinergi dengan pemerintah daerah melalui TPID dan Tim Satgas Pangan untuk menjaga keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif terkait perkembangan inflasi.

Berdasarkan data BPS Provinsi Jambi, pada Juni 2021 Provinsi Jambi mengalami deflasi bulanan sebesar 0,22 persen (mtm). Dengan angka tersebut, maka secara tahunan Jambi mengalami inflasi sebesar 2,43 persen  (yoy) dan secara tahun berjalan tercatat inflasi Jambi sebesar 1,55 persen  (ytd). Secara keseluruhan, jenis barang dan jasa yang menyumbang deflasi adalah komoditas pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yaitu cabai merah sebesar -23,56 persen  (mtm), jeruk -9,40 persen  (mtm), bawang merah -8,90 persen (mtm), udang basah -6,13 persen (mtm) dan ikan nila -3,24 persen (mtm).  

"Secara umum, penurunan harga bahan pangan tersebut seiring dengan normalisasi permintaan pasca momentum HBKN (Idul Fitri) sesuai dengan pola historisnya," ujarnya.

Selain itu, bertambahnya pasokan beberapa komoditas bahan pangan yang tengah memasuki masa panen di produksi lokal dan luar daerah seperti cabai merah dan bawang merah membuat pasokan yang ada dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Selain itu, dikarenakan adanya kenaikan kasus COVID-19 di beberapa daerah dan untuk mencegah penambahan kasus baru, pemerintah telah melakukan pengetatan mobilisasi kembali.

Sementara itu, inflasi di Kota Jambi pada Juni 2021 secara bulanan mengalami deflasi 0,20 persen (mtm),deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada cabai merah andil -0,22 persen, jeruk andil -0,05 persen, bawang merah andil -0,05 persen, ikan nila andil -0,04 persen  dan udang basah andil -0,04 persen. Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain daging ayam ras andil 0,11 persen, mobil andil 0,08 persen, bioskop andil 0,03 persen, sawi putih andil 0,02 persen dan rokok kretek filter andil 0,02 persen.  Untuk di Kabupaten Bungo secara  bulanan mengalami deflasi 0,39 persen (mtm), deflasi utamanya didorong oleh penurunan harga yang terjadi pada cabai merah andil -0,26 persen , bawang merah andil -0,16persen, bayam andil -0,04 persen, jengkol andil -0,03 persen  dan kangkung andil -0,03persen . Sementara itu, deflasi lebih dalam tertahan oleh beberapa komoditas yang mengalami inflasi antara lain emas perhiasan andil 0,05 persen , terong andil 0,04 persen, kentang andil 0,04 persen , mobil andil 0,04 persen dan seragam sekolah anak andil 0,03persen.


 

Pewarta: Tuyani

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021