Pada bulan Juli 2021 Provinsi Jambi mengalami deflasi sebesar 0,16 persen atau menurun di bandingkan dengan bulan Juni 2021 dimana Provinsi Jambi alami deflasi sebesar 0,21 persen.
"Pada bulan Juli 2021 Deflasi Provinsi Jambi sebesar 0,16 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Wahyudin di Jambi, Senin.
Dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, BPS turut menghitung indeks harga komulatif (IHK) di dua kota yakni Kota Jambi dan Muaro Bungo. Pada Juli 2021 Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 106,42. Dan di Muaro Bungo mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 106,09.
Dijelaskan Wahyudin Deflasi yang terjadi di Kota Jambi dikarenakan adanya penurunan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,85 persen.
Kemudian perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen. Kesehatan sebesar 0,01 persen dan informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,12 persen.
Dan inflasi yang terjadi di Muaro Bungo karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran. Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen. Selanjutnya pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen dan perumahan listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,23 persen.
Kemudian perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,47 persen. Kesehatan sebesar 0,03 persen dan transportasi sebesar 0,11 persen. Informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,08 persen.
"Adapun komoditas utama yang menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Jambi yakni daging ayam ras, kangkung, bayam, rempela hati ayam, ikan gabus, sawi hijau, daun singkong, ikan lele, nanas dan udang basah," kata Wahyudin.
Dan komoditas utama yang menyebabkan inflasi di Muaro Bungo yakni cabai merah, bawang merah, cabai rawit, bayam, kentang, rokok putih, kangkung, wartel, daging sapi dan telur ayam ras.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021
"Pada bulan Juli 2021 Deflasi Provinsi Jambi sebesar 0,16 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi Wahyudin di Jambi, Senin.
Dari sebelas kabupaten dan kota di Provinsi Jambi, BPS turut menghitung indeks harga komulatif (IHK) di dua kota yakni Kota Jambi dan Muaro Bungo. Pada Juli 2021 Kota Jambi mengalami deflasi sebesar 0,21 persen dengan IHK sebesar 106,42. Dan di Muaro Bungo mengalami inflasi sebesar 0,20 persen dengan IHK sebesar 106,09.
Dijelaskan Wahyudin Deflasi yang terjadi di Kota Jambi dikarenakan adanya penurunan indeks harga pada lima kelompok pengeluaran. Yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,85 persen.
Kemudian perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,03 persen. Kesehatan sebesar 0,01 persen dan informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,12 persen.
Dan inflasi yang terjadi di Muaro Bungo karena adanya kenaikan indeks harga pada delapan kelompok pengeluaran. Diantaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,46 persen. Selanjutnya pakaian dan alas kaki sebesar 0,05 persen dan perumahan listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,23 persen.
Kemudian perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,47 persen. Kesehatan sebesar 0,03 persen dan transportasi sebesar 0,11 persen. Informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,10 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,08 persen.
"Adapun komoditas utama yang menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Jambi yakni daging ayam ras, kangkung, bayam, rempela hati ayam, ikan gabus, sawi hijau, daun singkong, ikan lele, nanas dan udang basah," kata Wahyudin.
Dan komoditas utama yang menyebabkan inflasi di Muaro Bungo yakni cabai merah, bawang merah, cabai rawit, bayam, kentang, rokok putih, kangkung, wartel, daging sapi dan telur ayam ras.
Editor : Syarif Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021