DPD Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin) Provinsi Jambi mengakui kesulitan berkomunikasi selama pandemi sehingga membutuhkan penggunaan masker transparan agar dapat melihat gerakan mulut lawan bicaranya. 

Demikian yang dikatakan oleh Ketua DPD Gerkatin Provinsi Jambi, Angga Nikola Fortuna saat webinar 'Suara Teman Tuli dan Problematikanya' bersama rekan jurnalis di Jambi, Sabtu (28/8). 

"Kami kesulitan komunikasi saat pandemi karena saat semua menggunakan masker kami tidak dapat melihat gerak gerik mulut lawan bicara kami, " kata Angga. 

Saat ini diakui Angga teman tuli (sebutan untuk tuna rungu) di Kota Jambi sangat membutuhkan masker transparan jika tidak maka teman tuli membutuhkan pendamping untuk berbicara. Sementara itu tidak memungkinkan setiap teman tuli memiliki pendamping saat berpergian. 

Beberapa waktu lalu dikatakan Angga terdapat salah seorang fotografer di Kota Jambi yang membagikan masker transparan kepada 20 teman tuli di Jambi.  Namun jumlah tersebut masih sangat sedikit dari jumlah teman tuli di Jambi saat ini. 

"Sekarang kami butuh masker transparan untuk teman tuli biar mudah memahami gerak gerik mulut lawan bicara, " harapnya. 

Angga berharap pemerintah dapat memfasilitasi hal ini seperti memproduksi masker transparan untuk teman tuli sehingga tidak kesulitan lagi saat berkomunikasi namun tetap  dapat mematuhi protokol kesehatan. Selain dari pemerintah pihaknya juga berharap ada produsen produk masker yang dapat menciptakan inovasi masker transparan yang bisa digunakan oleh teman tuli. 

"Semoga ada produsen masker transparan juga, kalau bisa pemerintah bisa memfasilitasi untuk pembuatannya, " tegasnya. 

Sementara itu, untuk program vaksinasi yang saat ini dijalankan pemerintah diakui Angga, pihaknya belum mendapatkan edukasi yang utuh terkait vaksin. Hal ini kemudian berdampak masih sedikitnya tema  tuli yang mendapatkan vaksinasi Covid-19. 

"Teman tuli masih banyak yang takut vaksin. Pemerintah belum sosialisasi vaksin ke teman tuli, kami berharap ada sosialisasi khusus yang diberikan kepada kami dan pelaksana vaksinasi khusus untuk disabilitas, " ujarnya. 

Diakuinya hingga saat ini penerapan level IV di Kota Jambi membuat teman tuli kesulitan mobilitas nya karena tidak memiliki sertifikat vaksin. 

"Kami berharap pemerintah mau beri kemudahan dengan vaksinasi massal khusus disabilitas sehingga kami mudah aksesnya untuk vaksin, " ujarnya. 




 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021