Songket merupakan kain khas yang dibuat dengan cara ditenun dan memiliki corak yang khas pada dasar kainnya. Jambi sendiri memiliki kain tenun yang khas dengan corak budaya Jambi, seperti contohnya motif angso duo, pucuk robung, bungo rayo dan lain-lain.

Susi Songket merupakan salah satu usaha songket yang tetap mempertahankan kekhasan budaya Jambi. Susilawati pemilik dari Susi Songket mengatakan untuk mendapatkan inspirasi dia melihat keunikan budaya yang ada di Jambi

“Saya belajar menenun sejak saya masih SD, lalu pada tahun 2007 saya membuka usaha ini dan banyak yang menyukai kain tenun yang saya buat. Untuk mendapatkan inspirasi dalam menenun saya biasanya mengunjungi galeri-galeri seni yang ada di kota Jambi, lalu dari situ saya mempelajari kekhasan dan keunikan dari budaya Jambi lalu saya ilustrasikan dan pada saat sudah cocok baru saya mulai menenun,”  kata Susi.

Saat ini Susi Songket udah sudah memiliki banyak karyawan yang kebanyakan berasal dari ibu rumah tangga.

“Saat ini saya sudah memiliki banyak karyawan dan kebanyakan berasal dari ibu rumah tangga, biasanya pekerjaan dibawa ke rumah oleh mereka jadi mereka bisa mengurus rumah mereka sambil menenun songket,”   katanya.

Untuk masa pengerjaan dan harga setiap songket, Susi mengatakan hal tersebut tergantung dari masa pengerjaan dan tingkat kesulitan motif yang di inginkan oleh pelanggan.

“Untuk harga yang kami tawarkan tergantung dari tingkat kesulitan dan lamanya pengerjaan yang diinginkan oleh pelanggan, kalau pelanggan menginginkan waktu pengerjaan yang cepat, terlebih dahulu akan diberi tahu bagaimana hasil tenun yang didapat dan tentunya akan berikan harga yang disesuaikan,” katanya.

Untuk bahan pewarnaan benang, Susi melakukan pewarnaan sendiri dengan bahan-bahan organik dan tidak menggunakan pewarna tekstil yang mengandung zat kimiawi.

“Untuk pewarnaan benang saya menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti kunyit untuk warna merah, atau menggunakan daun suji untuk mendapatkan warna hijau, sehingga kami tidak perlu menggunakan pewarna tekstil yang dapat merusak alam,”  imbuhnya.

Selama pandemi Susi mengatakan pesanan sedikit berkurang sehingga perlu adanya pembatasan dalam memproduksi songket.

Pewarta: Defri Wim Khameswara

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021