Budaya menabung harus ditanamkan sejak dini untuk menciptakan generasi-generasi yang mandiri . Demikian yang diungkapkan oleh Wakil  Gubernur Jambi H Abdullah Sani saat  menghadiri kegiatan aksi Jambi menabung yang diselenggarakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi dalam rangka bulan inklusi keuangan, Jumat (29/10).

Sebanyak 1.000  pelajar SMA mengikuti aksi Jambi menabung yang diadakan OJK  Provinsi Jambi sebagai upaya meningkatkan indeks inklusi keuangan dan literasi keuangan kepada para pelajar di Provinsi Jambi secara tatap muka dan virtual. Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani mengatakan memperkenalkan budaya menabung kepada pelajar  memberikan manfaat penting untuk melatih kemandirian pelajar dan harus dilakukan secara konsisten.

"Latihan bagi anak-anak untuk menumbuhkan kemandirian, dengan menabung mereka juga belajar berhemat, belajar untuk menata diri , menata hidup untuk menghadapi masa depan," kata Wagub di hadapan 1.000 pelajar se Provinsi Jambi.

Kepala OJK Provinsi Jambi, Yudha Nugraha Kurata mengatakan, kegiatan aksi Jambi menabung dipilih OJK sebagai salah satu upaya untuk  meningkatkan indeks inklusi keuangan. Sebab jika melihat hasil survei yang dilakukan OJK pada 2019 lalu indeks inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76 persen sedangkan literasi keuangan 38 persen. Hasil survei juga menunjukkan tingkat inklusi keuangan generasi muda rentan usia 15 sampai 17 tahun masih sangat rendah yakni 58 persen dan tingkat literasi keuangannya baru sebesar 16 persen.

"Ini PR kita bersama untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan kepada pelajar dan  untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024 mendatang," kata Yudha.

Yudha meneruskan, dalam mengajarkan budaya menabung kepada pelajar hal yang perlu dilakukan adalah merubah mindset mereka. Harapannya melalui aksi seperti ini para pelajar akan familiar dengan produk jasa keuangan dan terbiasa menciptakan kebiasaan menabung sedini mungkin.

"Seperti yang dikatakan Wagub bahwa menabung mengajarkan kemandirian bagi pelajar ini, terbiasa tidak merepotkan orang lain bahkan bisa membantu sesama ," ujarnya.

Selain mendapatkan edukasi terkait produk jasa keuangan dan pentingnya menabung, para pelajar ini juga mendapatkan rekening Simpanan Pelajar (Simpel)
 persembahan  BPD Jambi, BNI, BRI, BTN, BSI dan Mandiri.  Pelajar juga mendapatkan berbagai hadiah melalui kuis seputar pengetahuan mengenai simpanan pelajar.

"Kita bekerjasama dengan FK-IJK dalam penyenggaraan kegiatan ini, perbankan juga  berkomitmen untuk  terus menambah jumlah rekening Simpel,"tambahnya.

Yudha mengatakan, OJK saat ini menargetkan pencapaian tabungan pelajar minimal sebanyak 70 persen pelajar di Provinsi Jambi memiliki rekening Simpel. Untuk mencapai hal tersebut membutuhkan dorongan dari berbagai pihak sehingga budaya menabung menjadi kebiasaan  bagi mereka. Yudha mengatakan sebagai geenrasi muda, para pelajar ini harus mengurangi budaya konsumtif.

"Diluaran ini pengaruh budaya konsumtif sangat besar, pelajar-pelajar ini harus mampu menjaga diri. Konsumtif boleh tapi harus terukur," tegasnya.
Aksi Jambi menabung menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka bulan inklusi keuangan (ANTARA/TUYANI)


Simpel sendiri merupakan produk perbankan yang menjadi sarana bagi pelajar untuk  menabung karena produk  ini memberikan  keringanan bagi pelajar dimana dapat menambung mulai  dari Rp 1000 untuk perbankan syariah dan Rp 5 ribu untuk Simpel di bank konvensional. Kegiatan aksi Jambi menabung ini juga dihadiri oleh Danrem 042/Garuda Putih Brigjen TNI M.Zulkifli serta pimpinan perbankan di Provinsi Jambi.

 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2021