Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan teknologi Non-Fungible Token atau NFT merupakan hal yang positif dalam mendorong generasi muda Indonesia menjadi kreator.

"Memang yang namanya NFT ini bagian daripada yang dinamakan Metaverse ini menjadi hal yang positif. Karena itu kita mendorong generasi muda Indonesia dengan jumlah populasi yang sangat besar berpotensi untuk menjadi kreator," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Rabu.

Menurut Erick Thohir, saat ini Metaverse berkembang dan menjadi tren, dengan membangun sebuah dunia baru tetapi sistem keuangannya terdesentralisasi.

Contohnya, kata dia,  ketika dulu seorang pelukis menghasilkan karyanya lalu ditransaksikan dari pembeli A ke pembeli B, maka pelukisnya tidak mendapatkan apapun dari transaksi tersebut.

Namun karena sekarang ini ada otentifikasi maka lukisan itu ketika diperdagangkan dan ada teknologi yang namanya cryptocurrency serta sistem blockchain, maka untuk setiap transaksi yang terjadi pelukisnya mendapatkan komisi 10 persen.

"Maka dari itu kita mendorong generasi muda jangan menjadi generasi yang konsumtif, namun menjadi generasi yang produktif," kata Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir targetkan 20 persen pegawai BUMN paham teknologi di 2024

Lebih lanjut Menteri BUMN menjelaskan bahwa dalam gim saat  ini ada yang namanya game finance. Dulu ketika main gim maka harus mengeluarkan uang, namun sekarang bermain gim malah mendapatkan uang.

Hal itu menjadi kesempatan bagi generasi muda agar jangan hanya memainkan gim  namun masuk ke dalam ekosistem dari gim tersebut. Bukan tidak mungkin entrepreneur muda bisa jualan baju kepada para pemain yang main gim di situ. Contoh saja kenapa nanti Intellectual property - Intellectual property (IP) lokal harus didaftarkan.

Itulah, kata dia, kenapa yang namanya konten kreator ke depan menjadi sangat penting. "Dan kalau melihat juga banyak riset menyatakan generasi muda Indonesia saat ini ingin menjadi YouTuber atau online gamers. Itu tidak masalah karena berkaitan dengan pembukaan lapangan kerja," katanya.

Ini juga, kata dia, bagian dari penciptaan lapangan kerja, karena sampai dengan 2034 Indonesia membutuhkan 17,5 juta tenaga kerja yang melek teknologi. Kalau generasi muda Indonesia tidak melek teknologi maka kesempatan kerjanya bakal diambil lagi oleh bangsa lain.

"Hal-hal ini yang perlu diantisipasi, makanya kita selalu menekankan bagaimana fundamental ekonomi Indonesia harus betul-betul dijaga," kata Erick Thohir.

Baca juga: Kominfo: Tren NFT perlu dibarengi penguatan literasi digital

Baca juga: NFT sebagai aset digital diprediksi meningkat pada 2022

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Ariyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022