Jambi (ANTARA) -
Ario, wisudawan Program Studi Ilmu Hukum Universitas Jambi (Unja), meraih predikat cumlaude dengan IPK 3,93 pada acara wisuda yang digelar pada Selasa, 25 Februari 2025, di Gedung Balairung Pinang Masak UNJA Mendalo.
Ario lahir di Musi Banyuasin pada 01 Agustus 2002, ia merupakan anak ke empat dari lima bersaudara, putra pasangan Arsidi dan Majina ini merantau dari Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatra Selatan untuk menempuh pendidikan jenjang S1 di Unja.
Lahir dari keluarga yang sederhana, ayah bekerja sebagai petani dan Ibu sebagai ibu rumah tangga, tidak memupuskan semangat Ario untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan dukungan penuh dari kedua orang tuanya, Ario berhasil melanjutkan studi di Unja melalui jalur prestasi (SNMPTN)
Selama kuliah di Unja Ario tidak melewatkan kesempatan ini untuk menggali potensi diri baik di bidang akademik maupun non-akademik.
Ditengah kuliah dan Organisasi Ario selalu berusaha menjaga keseimbangan dalam hidupnya, dengan merencanakan target yang harus dilakukan untuk menjaga produktivitas.
“Selama kuliah, saya terbiasa merencanakan segala sesuatu sejak awal, memastikan bahwa setiap tugas dan tanggung jawab dapat terselesaikan dengan baik. saya aktif berorganisasi, melakukan kegiatan sosial (amal, lingkungan, penyuluhan hukum), dan berkompetisi (NMCC, essay). Saya juga magang di firma hukum, menangani 15 kasus, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, manajemen, dan kepemimpinan,” ujar Ario.
Selain itu Ario juga menyampaikan kebiasaan unik yang berhasil mengantarkannya sampai sejauh ini.
“Saya memiliki kebiasaan untuk memperhatikan hal-hal kecil seperti mencatat segala hal yang saya perlukan serta tanggung jawab yang saya miliki setiap hari, saya kemudian berusaha meminimalkan suatu pekerjaan yang menumpuk dengan mengurutkannya berdasarkan skala prioritas dari yang termudah sampai yang tersulit, cara khusus yang saya gunakan selain itu adalah saya biasanya wfc atau mengerjakan sesuatu pekerjaan di cafe, selain saya butuh menyelesaikan tugas, saya juga ingin sambil menikmati suasana keramaian,” tambah Ario.
Tak hanya itu, ternyata Ario juga pernah mengalami fase tersulit ketika menjalani kuliahnya. Dikenal dengan akademisi yang aktif di bidang organisasi dan sosial, ternyata dulu pernah merasa grogi ketika berbicara langsung di khalayak ramai.
“Saya pernah mengalami fase terendah saat semester 5, saya baru diterima magang di kantor advokat, dulu sering bolak balik masuk ke pelosok pelosok Jambi untuj observasi perkara secara langsung dilapangan. Saat itu saya merasa kurang pandai bicara ketika berinteraksi langsung dengan masyarakat jadi agak grogi,” ungkap Ario.
Meski sempat menghadapi berbagai tantangan, Ario memegang keyakinan bahwa setiap proses akan membuahkan hasil.
“Ketekunan dan keyakinan pada diri sendiri dan mau membuka diri untuk satu hal baru maka hasilnya pasti akan maksimal,” tegas Ario.
Bagi Ario, pencapaian ini bukan hanya soal angka, Ario juga mengungkapkan prinsip yang menjadi pegangan hidupnya.
Ario menitipkan pesan kepada generasi muda untuk terus berprogres.
“Saya ingin teman-teman generasi muda, agar dapat meminimalkan bermain gadget dan ayo mulai kembali membaca, baik sekedar komik favorit, novel, karya motivasi,” pesan Ario.