Minyak jatuh lebih dari tiga persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), mundur dari level tertinggi tujuh tahun setelah Rusia mengatakan beberapa unit militernya kembali ke pangkalan mereka setelah latihan di dekat Ukraina, sebuah langkah yang tampaknya mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat.
Kedua harga patokan minyak mencapai tertinggi sejak September 2014 pada Senin (14/2), dengan Brent menyentuh 96,78 dolar AS dan WTI mencapai 95,82 dolar AS. Harga Brent melonjak 50 persen pada 2021, sementara WTI melonjak sekitar 60 persen, karena pemulihan permintaan global dari pandemi COVID-19 menekan pasokan.
Namun, sejauh ini tidak jelas berapa banyak unit pasukan yang ditarik Rusia, dan berapa jaraknya, setelah penambahan sekitar 130.000 tentara Rusia. Laporan awal Interfax tentang pergerakan pasukan telah mendorong minyak untuk memperpanjang kerugian.
"Situasinya sangat cair, tetapi hari ini jelas merupakan hari yang lebih tenang," kata Robert Yawger, direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho. "Ini akan menjadi sesuatu yang terjadi menit ke menit, hari ke hari."
Perkembangan Rusia-Ukraina terbaru menarik tanggapan hati-hati dari Ukraina dan Inggris, setelah berhari-hari AS dan Inggris memperingatkan bahwa Moskow mungkin menyerang tetangganya kapan saja.
Pada Selasa (15/2), Ukraina mengatakan kementerian pertahanan dan dua bank telah menjadi sasaran serangan dunia maya, tampaknya menuding Rusia.
Investor juga mengamati pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran tentang menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia, yang berpotensi memungkinkan peningkatan ekspor minyak Iran.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara dengan timpalannya dari Iran Hossein Amirabdollahian pada Senin (14/2), dan mereka mencatat "langkah maju yang nyata" dalam menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, kata kementerian luar negeri Rusia.
Menggarisbawahi keseimbangan pasokan dan permintaan yang ketat, stok minyak mentah AS turun 1,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 11 Februari, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (15/2). Persediaan bensin turun 923.000 barel, sementara stok sulingan turun 546.000 barel.
Data persediaan pemerintah AS akan dirilis pada Rabu waktu setempat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022