Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh telah melakukan sertifikasi sebanyak 311.151 batang benih jengkol asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sebagai varietas unggulan nasional yang sudah melalui uji sertifikasi dari Kementerian Pertanian RI.
“Ini kita sertifikasi pada 2021, lebih 311 ribu batang benih jengkol varietas unggul Abdya, yang penanamannya sudah menyebar ke seluruh Aceh,” kata Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh Habiburrahman di Banda Aceh, Senin.
Habiburrahman menjelaskan penangkaran benih jengkol varietas unggulan Abdya itu hanya ada di Aceh Barat Daya, belum ada kabupaten/kota lain di wilayah Tanah Rencong itu yang melakukan penangkaran jengkol varietas unggulan itu.
Begitu juga, lanjut dia, di UPTD Balai Benih Hortikultura, Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan milik Distanbun Aceh, belum mendapatkan duplikat pohon induk benih jengkol varietas unggul Abdya.
“Jadi sementara hari ini cuma ada tiga penangkar benih jengkol varietas unggulan, dan itu hanya ada di Abdya, yang menyelenggarakan penangkaran, perbanyakan benih jengkol ini,” katanya.
Ke depan, Habiburrahman menilai, populasi tanaman jengkol terus meningkat di provinsi paling barat Indonesia itu. Maka sudah saatnya pemerintah memikirkan industri pengolahan komoditas jengkol tersebut, yang juga menjadi potensi ekspor hasil produksi.
Pada 2021, kata dia, pihaknya berhasil melakukan sertifikasi sebanyak 311.151 batang benih jengkol dengan angka tanam hingga 400 ribu batang. Kemudian pada 2022, pihaknya menargetkan sertifikasi 420 ribu batang, sehingga total angka penanaman dalam dua tahun itu bisa mencapai 1 juta batang.
“Kalau kita hitung-hitung akan ada hampir 1 juta batang jengkol nanti di seluruh Aceh. Tentu penanamannya ini bukan hanya di Abdya tetapi juga saat ini sudah mulai ada di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Jaya,” katanya.
Di Sumatera Barat ada juga ekspor jengkol dan sebagian hasilnya itu punya Abdya, cuma jumlahnya masih sangat sedikit. Artinya ini adalah potensi varietas lokal kita yang harus dikomersilkan, katanya lagi.
Selain melakukan sertifikasi komoditas jengkol, Distanbun Aceh juga melakukan sertifikasi sebanyak 51 ton bawang merah, 1.529 batang durian, 3.426 batang mangga, 60.337 batang jeruk keprok Gayo dan 1.100 batang alpukat gayo.
“Potensi di Aceh cukup banyak, cuma belum termanfaatkan dengan baik,” kata Habiburrahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
“Ini kita sertifikasi pada 2021, lebih 311 ribu batang benih jengkol varietas unggul Abdya, yang penanamannya sudah menyebar ke seluruh Aceh,” kata Kepala UPTD Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Distanbun Aceh Habiburrahman di Banda Aceh, Senin.
Habiburrahman menjelaskan penangkaran benih jengkol varietas unggulan Abdya itu hanya ada di Aceh Barat Daya, belum ada kabupaten/kota lain di wilayah Tanah Rencong itu yang melakukan penangkaran jengkol varietas unggulan itu.
Begitu juga, lanjut dia, di UPTD Balai Benih Hortikultura, Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan milik Distanbun Aceh, belum mendapatkan duplikat pohon induk benih jengkol varietas unggul Abdya.
“Jadi sementara hari ini cuma ada tiga penangkar benih jengkol varietas unggulan, dan itu hanya ada di Abdya, yang menyelenggarakan penangkaran, perbanyakan benih jengkol ini,” katanya.
Ke depan, Habiburrahman menilai, populasi tanaman jengkol terus meningkat di provinsi paling barat Indonesia itu. Maka sudah saatnya pemerintah memikirkan industri pengolahan komoditas jengkol tersebut, yang juga menjadi potensi ekspor hasil produksi.
Pada 2021, kata dia, pihaknya berhasil melakukan sertifikasi sebanyak 311.151 batang benih jengkol dengan angka tanam hingga 400 ribu batang. Kemudian pada 2022, pihaknya menargetkan sertifikasi 420 ribu batang, sehingga total angka penanaman dalam dua tahun itu bisa mencapai 1 juta batang.
“Kalau kita hitung-hitung akan ada hampir 1 juta batang jengkol nanti di seluruh Aceh. Tentu penanamannya ini bukan hanya di Abdya tetapi juga saat ini sudah mulai ada di Aceh Tamiang, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Jaya,” katanya.
Di Sumatera Barat ada juga ekspor jengkol dan sebagian hasilnya itu punya Abdya, cuma jumlahnya masih sangat sedikit. Artinya ini adalah potensi varietas lokal kita yang harus dikomersilkan, katanya lagi.
Selain melakukan sertifikasi komoditas jengkol, Distanbun Aceh juga melakukan sertifikasi sebanyak 51 ton bawang merah, 1.529 batang durian, 3.426 batang mangga, 60.337 batang jeruk keprok Gayo dan 1.100 batang alpukat gayo.
“Potensi di Aceh cukup banyak, cuma belum termanfaatkan dengan baik,” kata Habiburrahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022