Acara pencarian jodoh Amerika "Love is Blind" merambah ke Asia, kali ini dalam edisi Jepang. Seperti judulnya, acara ini mempertemukan laki-laki dan perempuan yang akan berinteraksi dalam "pod" terpisah, hanya berbincang lewat suara tanpa bisa melihat wajah masing-masing.
Setiap kontestan benar-benar menilai calon pasangan dari suara dan kualitas obrolan mereka. Dalam acara ini, penonton bisa memenuhi rasa penasaran apakah penampilan sangat berpengaruh terhadap cinta.
Mereka baru diperbolehkan berjumpa secara langsung bila sudah merasa cocok dan memutuskan untuk menikah. Pasangan yang sudah memutuskan untuk mengikat janji seumur hidup akan diberi waktu singkat untuk mempersiapkan pernikahan mereka.
Perjalanan menuju pernikahan diwarnai dengan bumbu drama, pergulatan batin untuk memastikan orang yang mereka pilih memang bakal jadi pasangan seumur hidup.
Dikutip dari catatan produksi Netflix, Sabtu, "Love is Blind: Japan" yang terdiri dari 11 episode dipandu oleh Takashi Fujii dan Yuka Itaya. Sebanyak 10 pod disediakan untuk berbincang dengan lawan jenis. Mereka bisa memberikan surat, hadiah atau barang-barang lain lewat "kotak surat" yang tersedia.
Fakta lainnya adalah 24 kontestan di Jepang biasa membawa buku catatan, mereka dengan giat menulis dan menyimpulkan tiap pembicaraan dengan lawan jenis. Pertanyaan-pertanyaan penting, obrolan soal membangun hubungan di masa depan hingga pertanyaan nyeleneh diajukan oleh para kontestan.
Di sela "kencan", para kontestan menghabiskan waktu bersama rekan-rekannya di tempat istirahat yang nyaman. Mereka dapat berbagi pengalaman, mencurahkan perasaan, hingga menghabiskan waktu dengan permainan yang tersedia seperti Jenga, minum alkohol, bermain gitar dan menyanyi hingga olahraga.
Tim produksi "Love is Blind: Japan" awalnya merencanakan ada empat pasangan yang berhasil keluar dari "pod", tapi mereka tak menyangka ada delapan pasangan yang akhirnya bertunangan.
"Ini kejutan menyenangkan yang membuat produksi berubah sehingga semua bisa mengikuti semua perkembangan kisah cinta mereka," tulis Netflix.
Ada perbedaan mencolok antara acara versi Jepang ini. Penonton bisa melihat gambaran budaya Negeri Sakura lewat gerak-gerik, tutur bahasa hingga busana tradisional. Para kontestan juga membahas tentang karakteristik masyarakat dari daerah-daerah tertentu dalam perbincangan mereka. Sebut saja orang dari Nagoya identik sebagai orang yang introvert, seperti apa tipikal pria Kyushu tradisional atau stereotipe pria dari Minato.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022
Setiap kontestan benar-benar menilai calon pasangan dari suara dan kualitas obrolan mereka. Dalam acara ini, penonton bisa memenuhi rasa penasaran apakah penampilan sangat berpengaruh terhadap cinta.
Mereka baru diperbolehkan berjumpa secara langsung bila sudah merasa cocok dan memutuskan untuk menikah. Pasangan yang sudah memutuskan untuk mengikat janji seumur hidup akan diberi waktu singkat untuk mempersiapkan pernikahan mereka.
Perjalanan menuju pernikahan diwarnai dengan bumbu drama, pergulatan batin untuk memastikan orang yang mereka pilih memang bakal jadi pasangan seumur hidup.
Dikutip dari catatan produksi Netflix, Sabtu, "Love is Blind: Japan" yang terdiri dari 11 episode dipandu oleh Takashi Fujii dan Yuka Itaya. Sebanyak 10 pod disediakan untuk berbincang dengan lawan jenis. Mereka bisa memberikan surat, hadiah atau barang-barang lain lewat "kotak surat" yang tersedia.
Fakta lainnya adalah 24 kontestan di Jepang biasa membawa buku catatan, mereka dengan giat menulis dan menyimpulkan tiap pembicaraan dengan lawan jenis. Pertanyaan-pertanyaan penting, obrolan soal membangun hubungan di masa depan hingga pertanyaan nyeleneh diajukan oleh para kontestan.
Di sela "kencan", para kontestan menghabiskan waktu bersama rekan-rekannya di tempat istirahat yang nyaman. Mereka dapat berbagi pengalaman, mencurahkan perasaan, hingga menghabiskan waktu dengan permainan yang tersedia seperti Jenga, minum alkohol, bermain gitar dan menyanyi hingga olahraga.
Tim produksi "Love is Blind: Japan" awalnya merencanakan ada empat pasangan yang berhasil keluar dari "pod", tapi mereka tak menyangka ada delapan pasangan yang akhirnya bertunangan.
"Ini kejutan menyenangkan yang membuat produksi berubah sehingga semua bisa mengikuti semua perkembangan kisah cinta mereka," tulis Netflix.
Ada perbedaan mencolok antara acara versi Jepang ini. Penonton bisa melihat gambaran budaya Negeri Sakura lewat gerak-gerik, tutur bahasa hingga busana tradisional. Para kontestan juga membahas tentang karakteristik masyarakat dari daerah-daerah tertentu dalam perbincangan mereka. Sebut saja orang dari Nagoya identik sebagai orang yang introvert, seperti apa tipikal pria Kyushu tradisional atau stereotipe pria dari Minato.
COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022