PT. Nusantara Green Energi membangun Pabrik  Minyak Sawit Tanpa Uap ( PMTU) di Batang Hari, Jambi guna menghasilkan minyak sawit berkualitas.

Direktur Utama, PT Nusantara Green Energy,Sahat Sinaga mengatakan, pihaknya telah mengaplikasikan teknologi  bernama PMTU ( Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap (PMTU) atau dikenal dengan istilah SPOT & IRU  ( Steamless Palm Oil Technology & Impurities Removal Unit ) yang diaplikasikan dalam pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) sawit menjadi PPO (Premium Palm Oil ) atau juga disebut  secara umum Minyak Makan Sehat.

“Premium Palm Oil atau PPO ini punya kualitas yang lebih prima dibandingkan dengan minyak sawit konvensional dikenal sebagai CPO (Crude Palm Oil),"katanya.

Dia menjelaskan,  produk ini mempunyai kandungan nutrisi lebih tinggi seperti carotenoids, total vitamin E & squalene yang utuh, jumlahnya lebih banyak dan stabil (tahan terhadap oksidasi).

Pembangunan pabrik sawit berteknologi SPOT & IRU akan melibatkan koperasi petani sawit untuk mendukung pasokan buah sawit setiap harinya. Kegiatan pembangunan pilot-plant ini diperkirakan  perlu waktu 8 bulan, mulai dari Agustus 2022 sampai April 2023 - dan maksimum sudah beroperasi di September 2023.

 Setelah siap beroperasi dan  hasilnya optimal, baru  akan dibentuk perusahaan baru, joint venture  Koperasi Petani Sawit  sekitar SPOT & IRU dengan cakupan  areal kebun sawit sekitar 3.500 Ha dengan  PT NGE, bergabung jadi suatu  entitas. 

Sahat mengatakan dari skema joint venture inilah akan menjalankan  kegiatan operasional pabrik penghasil PPO dan  perhitungannya   emisi karbon dari usaha bersama ini akan bisa menurunkan minimal 95 persen, yaitu dari level 1,3 ton CO2 eq/Ton Minyak Sawit menjadi 0,06 ton CO2 eq/Ton Minyak sawit.

Terkait hal ini, Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan menyambut baik kehadiran pabrik Sawit berteknologi SPOT&IRU di Batang Hari Jambi ini. Dia mengakui bahwa kehadiran pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan minyak sawit dalam negeri. 

"Pabrik ini dari  TBS  diolah menjadi minyak merah, investasinya murah hanya Rp20 milyar kira kira kalau 10 ton,"kata Mendag.

Dengan adanya pabrik minyak merah ini dia berharap Provinsi Jambi tidak perlu membeli minyak dari pulau Jawa. 

"Minyak merah yang vitaminnya masih utuh. Hanya saja bagaimana  upaya agar masyarakat menerima minyak merah itu, itu lebih baik cuma hasil masakan tidak kinclong, tidak bening seperti  minyak goreng pada umumnya,tapi vitaminnya tinggi,"katanya menjelaskan.
 
Kegiatan peletakan batu pertama pabrik sawit berteknologi SPOT & IRU ini dihadiri  Prof. Bambang Brodjonegoro Komisaris Utama PT NGE, Gubernur Jambi, Al Haris, Bupati Batang Hari  Muhammad Fadhil Arief dan Prof. KH. Said Aqil Siradj. 

Pewarta: Tuyani

Editor : Syarif Abdullah


COPYRIGHT © ANTARA News Jambi 2022